Jumat, 14 April 2017

PENDAPATAN NASIONAL




PENDAPATAN NASIONAL


 
Disusun Oleh :
Astuti Widyaningsih       (B100150019)
Dyah Retno Wardhani       (B100150034)
Novela Sari Adi Astri         (B100150327)
Hindun Tri Atlanti              (B100150346)
Sonny Tri Prasetyo             (B100150348)






FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

BAB 6.
PENGANGGURAN

Pengertaian Pengangguran
Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat. Tingkat pengangguran alamiah bisa dipandang sebagai tingkat pengangguran yang mempengaruhi gravitasi perekonomian dalam jangka panjang, dengan adanya ketidaksempurnaan pasar tenaga kerja yang menyulitkan pekerja dari proses perolehan pekerjaan dengan segera.
6.1 Kehilangan Pekerjaan, Perolehan Pekerjaan, dan Tingkat Pengangguran Alamiah
Setiap hari sebagian pekerja kehilangan atau keluar dari pekerjaannya, dan sebagian lagi yang menganggur diterima bekerja. Pasang surut yang terjadi secara terus menerus ini menentukan bagian dari angkatan kerja yang menganggur. Jika tingkat pengangguran tidak naik atau turun, yaitu jika pasar tenaga kerja berada dalam kondisi mapan maka jumlah orang yang mendapatkan pekerjaan harus sama dengan jumlah orang yang kehilangan pekerjaan.
Jumlah orang yang memperoleh pekerjaan adalah fU dan jumlah orang yang kehilangan pekerjaan adalah sE, sehingga kita bisa menulis kondisi mapan sebagai
fU = sE
 Kita dapat menggunakan persamaan ini untuk mendapatkan tingkat pengangguran kondisi mapan. Dari persamaan sebelumnya, kita ketahui bahwa E= L-U , yaitu jumlah orang yang bekerja sama dengan angkatan kerja dikurangi jumlah pengangguran. Jika kita mengganti (L-U) untuk E dalam kondisi mapan, kita peroleh
fU=s(L-U)
Kita cariU/L
f U/L = s (1-U/L)
U/L = s / s+f
Persamaan ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kondisi mapan U/L bergantung pada tingkat pemutusan kerja s dan tingkat perolehan kerja f. Semakin tinggi tingkat pemutusan kerja, semakin tinggi tingkat pengangguran. Semakin tinggi tingkat perolehan kerja, semakin rendah tingkat pengangguran.
     Meskipun bermanfaat dalam mengaitkan tingkat pengangguran dengan pemutusan kerja dan perolehan kerja, model ini gagal menjawab pertanyan penting, Mengapa ada Pengangguran? Jika seseorang selalu bisa memperoleh kerja dengan cepat, maka ingkat perolehan kerja akan sangat tinggi dan tingkat pengangguran akan mendekati 0. Model tingkatpengangguran ini mengasumsikan bahwa perolehan kerja tidak bersifat instan, tetapi model ini gagal menjelaskan mengapa.

6.2 Pencarian Kerja dan Pengangguran Friksional
Mencari pekerjaan yang tepat membutuhkan waktu serta usaha, dan cenderung mengurangi tingkat perolehan kerja. Pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan orang untuk mencari pekerjaan disebut pengangguran friksional (frictional unemployment) Perubahan komposisi permintaan antar-industri atau wilayah sebagai pergeseran sektoral (sectoral shift). Karena pergeseran sektoral selalu terjadi, dan karena diperlukan waktu bagi para pekerja untuk mengubah pekerjaan, maka pengangguran friksional selalu terjadi. Selain itu, para pekerja dapat di PHK ketika perusahaannya bangkrut, ketika kinerja merosot, atau ketika keahlian mereka tidak dibutuhkan lagi. Selama penawaran dan permintaan akan tenaga kerja di antara perusahaan berubah, pengangguran friksional tidak hisa dicegah
A.    Kebijakan Publik dan Pengangguran Friksional
Banyak kebijakan publik berusaha menurunkan tingkat pengangguran alamiah dengan mengurangi pengangguran friksional. Program pelatihan ulang yang diadakan oleh pemerintah dirancang untuk memperlancar transisi pekerja dari industri yang sedang menurun ke industri yang sedang tumbuh. Sedangkan program pemerintah lainnya secara tidak sengaja meningkatkan pengangguran friksional. Salah satunya adalah asuransi pengangguran (unemployment insurance). Walaupun asuransi pengangguran meningkatkan tingkat pengangguran alamiah, tidak berarti kebijakan tersebut keliru. Program ini juga memiliki manfaat mengurangi ketidakpastian pekerja tentang pendapatannya.

6.3 Kelakuan Upah Riil dan Pengangguran Struktural
Alasan kedua adanya pengangguran adalah kekakuan upah (wage rigidity). Gagalnya upah melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Dalam model ekuilibrium pasar tenaga kerja, upah riil berubah untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Tetapi upah tidak selalu fleksibel. Kadang kadang upah riil tertahan di atas tingkat kliring-pasar (market-clearing level) atau tingkat ekuilibrium. Pengangguran yang disebabkan oleh kekakuan upah dan penjatahan pekerjaan disebut pengangguran struktural (structural unemployment).
A.    Undang-Undang Upah Minimum
Bagi sebagian pekerja, terutama yang tidak terdidik dan kurang berpengalaman, upah minimum meningkatkan upah mereka di atas tingkat ekuilibriumnya. Karena itu, upah minimum mengurangi jumlah tenaga kerja yang diminta perusahaan. Upah minimum memiliki dampak terbesar terhadap pengangguran usia muda. Upah ekuilibrium usia muda cenderung rendah karena dua alasan. Pertama, karena para pekerja usia muda termasuk anggota angkatan kerja yang kurang terdidik dan kurang berpengalaman, mereka cenderung memiliki produktivitas marjinal yang rendah. Kedua, para pemuda seringkali mengambil sebagian dari kompensasi dalam bentuk on-the-job ketimbang bayaran langsung, contohnya magang.
B.    Serikat Pekerja dan Posisi Tawar Menawar Kolektif
Penyebab kekakuan upah yang kedua adalah kekuatan monopoli serikat pekerja. Upah para pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja tidak ditentukan oleh ekuilibrium penawaran dan permintaan, tetapi oleh posisi tawar menawar kolektif antara pimpinan serikat pekerja dan manajemen perusahaan. Sering, kesepakatan akhir meningkatkan upah di atas tingkat ekuilibrium dan memungkinkan perusahaan untuk memutuskan berapa banyak pekerja yang perlu diterima. Hasilnya adalah penurunan jumlah pekerja yang dipekerjakan, tingkat perolehan kerja yang lebih rendah, dan kenaikan pengangguran struktural. Serikat pekerja juga dapat mempengaruhi upah yang dibayar perusahaan yang memiliki angkatan kerja yang tidak menjadi anggota serikat pekerja karena ancaman pembentukan serikat pekerja bisa mempertahankan upah di atas tingkat ekuilibrium.
C.    Upah Efisiensi
Teori upah efiiensi mengajukan penyebab tiga dari kelakuan upah selain undang-undang upah minimum dan pembentukan Serikat pekerja. Teori ini menyatakan bahwa upah yang tinggi membuat para pekerja lebih produktif. Teori yang kedua menyatakan bahwa upah yang tinggi menurunkan perputaran tenaga kerja. Teori ketiga menyatakan bahwa kualitas rata-rata dari tenaga kerja perusahaan tergantung pada upah yang dibayar kepada karyawannya. Teori keempat menyatakan bahwa upah yang tinggi meningkatkan upaya pekerja

6.4 Pola Pengangguran
A.    Durasi Pengangguran
Di sisi lain , jika sebagian besar pengangguran bersifat friksional dan tidak dapat dihindari. Para pengangguran mungkin memerlukan waktu untuk mencari pekerjaan yang paling cocok dengan keahlian dan selera mereka. Di sisi lain, pengangguran jangka panjang tidak dapat dikatakan terkait dengan waktu yang dibutuhkan untuk mencocokan pekerjaan sesuai keahlian dan selera. Pengangguran jangka panjang cenderung menjadi pengangguran struktural.
B.    Variasi Tingkat Pengangguran di Antara Kelompok-kelompok Demografis
Tingkat pengangguran sangat bervariasi diantara kelompok-kelompok yang berbeda dalam populasi. Misal para pekerja muda memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi ketimbang para pekerja yang lebih tua.
C.  Tren dalam Pengangguran AS
Selama paruh terakhir abad yang lalu, tingkat pengangguran alamiah di Amerika Serikat tidak pernah stabil. Tingkat pengangguran berkisar di bawah 5% pada tahun 1950-an dan 1960-an, meningkat lebih dari 6% pada tahun 1970-an dan 1980-an, serta turun kembali di bawah 5% pada tahun 1990-an. ~Demografis , menekankan perubahan komposisi angkatan kerja AS. ~Pergeseran Struktural, pada perubahan-perubahan dalam pergeseran sektoral. Semakin besar jumlah realokasi sektoral, semakin besar tingkat pemutusan hubungan kerja dan semakin tinggi tingkat pengangguran friksional.
D.  Transisi Masuk dan Keluar dari Angkatan Kerja
Perubahan angkatan kerja adalah penting. Sekitar sepertiga dari pengangguran adalah pekerja yang baru saja masuk ke dalam angkatan kerja. Individu-individu yang memasuki dan meninggalkan angkatan kerja membuat statistik pengangguran lebih sulit diinterprestasikan. Di sisi lain, sebagian individu yang merasa diri mereka menganggur tidak serius mencari pekerjaan dan mungkin lebih tepat dianggap keluar dari angkatan kerja.
E.   Meningkatnya Pengangguran di Eropa
Sebagian besar negara Eropa memiliki program tunjangan yang sangat dermawan bagi para pengangguran. Program ini berjalan dengan banyak nama: asuransi sosial, masyarakat sejahtera, atau "sumbangan". Banyak negara mengijinkan para pengangguran mendapatkan tunjangan secara tidak terbatas. Studi yang dilakukan menunjukkan bahwa negara-negara dengan lebih banyak tunjangan bagi para pengangguran cenderung memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi.

Minggu, 09 April 2017

PERMINTAAN AGREGAT DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA



PERMINTAAN AGREGAT DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Makro Ekonomi Semester IV
Pengampu : M.Wahyuddin, Prof. Dr.




 http://www.logospike.com/wp-content/uploads/2015/11/Logo_Ums_03.png



Oleh:

1.     Astuti Widyaningsih            (B100150019) 
2.     Dyah Retno W               (B100150034)
3.     Novela Sari A S             (B100150327)
 4.     Hindun Tri A                 (B100150346) 
5.     Sonny Tri P                    (B100150348)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

1.     Pendahuluan
Dalam bab sebelumnya telah dibahas teori Klasik tentang pasar barang yang menyatakan bahwa output atau income hanya ditentukan oleh faktor ril dan tidak bisa dipengaruhi oleh pemerintah melalui rekayasa permintaan, seperti pengeluaran pemerintah, pengeluaran konsumsi masyarakat, investasi, ataupun supply uang. Pada bab 5 ini kita akan lihat teori makro Keynes sebagai lanjutan dari uraian sebelumnya pada bab 4. Keynes menyatakan bahwa output dapat dipengaruhi oleh pengeluaran aggregate (aggregate sepending) dan pengeluaran aggregate itu sendiri dapat dipengaruhi oleh kebijaksanaan pemerintah. Output dan pengeluaran agregat dapat saling mempengaruhi secara timbal balik. Semakin tinggi output atau income maka semakin tinggi pula pengeluaran atau belanja agregat sehingga permintaan aggregate akan semakin tinggi pula. Sebaliknya bila pengeluaran aggregate tinggi (artinya aggregate demand juga tinggi) maka output juga tinggi sebagai respon dari produsen yang menaikan output untuk memenuhi permintaan aggregate. Output yang tinggi akan mengakibatkan income juga tinggi.

Pembahasan
2.1       Model Mundell- Fleming
2.1.1    Perekomian Terbuka Kecil Dengan Mobilitas Modal Sempurna
Asumsi ini berarti bahwa tingkat bunga dalam perekonomian ini r ditentukan oleh tingkat bunga r*.
r=r*
Tingkat bunga dunia ini diasumsikan tetap secara eksogen karena perekonomian tersebut relatif kecil dibandingkan perekonomian dunia sehingga bisa meminjam atau memberi pinjaman sebanyak yang ia inginkan di pasar uang dunia tanpa mempengaruhi tingkat bunga dunia. Beberapa peristiwa yang terjadi secara normal akan meningkatkan tingkat bunga (seperti, penurunan dalam tabungan domestik). Dalam perekonomian terbuka kecil, tingkat bunga domestik mungkin naik sedikit selama jangka pendek, tetapi dalm sekejap, pihak asing akan melihat tingkat bunga yang lebih tinggi itu dan mulai memberi pinjaman ke negara ini (misalnya, membeli obligasi negara ini). Aliran masuk modal akan mendorong tingkat bunga domestik kembali menuju r*. Demikian juga, jika setiap peristiwa yang terjadi mulai menggerakkan tingkat bunga domestik turun ke bawah, modal akn mengalir ke luar negara untuk menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi, dan aliran ke luar modalini akan mendorong tingkat bunga domestik kembali naik menuju r*. Jadi, persamaan r=r* menunjukkan asumsi bahwa aliran modal internasional cukup memadai untuk mempertahankan tingkat bunga domestik sama dengan tingkat bunga dunia.
Pasar Barang Dan Kurva IS
Model Mundell-Fleming menjelaskan pasar untuk barang dan jasa sebagaimana model IS-LM, tetapi model ini menambahkan simbol baru untuk ekspor neto. Biasanya, pasar barang ditunjukkan dengan persamaan berikut:
Y=C(Y-T) +G +NX(e)
Persamaan ini menyatakan bahwa pendapatan agregat Y adalah jumlah konsumsi C, investasi I, belanja pemerintah G, dan ekpor neto NX. Konsumsi bergantung secara positif pada disposable income Y-T.  Investasi berhubungan secara negatif dengan tingkat bunga. Ekspor neto berhubungan secara negatif dengan kurs e. Model mundell-fleming mengasumsikan bahwa tingkat harga dalam dan luar negri adalah tetap, sehingga kurs rill proporsional terhadap kurs nominal. Yaitu, ketika kurs nominal berapresiasi, barang-barang luar negeri lebih murah dibandingkan dengan barang domestik,, dan ini menyebabkan ekspor turun serta impor naik.
Kondisi keseimbangan pasar-barang di atas memiliki dua variabel keuangan yang mempengaruhi pengeluaran pada barang dan jasa (tingkat bunga dan kurs), namun situasinya dapat disederhanakan dengan menggunakan asumsi mobilitas modal sempurna, sehingga r=r*. Sehingga:
Y=C(Y-T) + I(r) +G + NX(e)
Persamaan ini bisa disebut persamaan IS*. Kita dapat menggambarkan keadaan ini untuk ekuilibrium pasar barang pada grafik dimana pendapatan berada pada sumbu horizontal dan kurs pada sumbu vertikal.
Pasar Uang Dan Kurva LM*
Model Mundell-Fleming menunjukkan pasar uang dengan persamaan yang telah kita kenal dari model IS-LM
M/P= L(r, Y)
Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran keseimbangan uang rill, M/P, sama dengan permintaan, L(r,Y). Permintaan terhadap keseimbangan uang rill bergantung secara negatif pada tingkat bunga, dan secara positif pada pendapatan Y. Jumlah uang beredar M adalah variabel eksogen yang dikendalikanoleh bank sentral, dan karena model Mundell-Flemmingdirancang untuk menganalisis fluktuasi jangka pendek, maka tingkat harga P juga diasumsikan tetap secara eksogen.
Sekali lagi, kita menambahkan asumsi bahwa tingkat bunga domestik sama dengan tingkat bunga dunia,
M/P= L(r*, Y)
Merakit Bagian Model
Menurut model Mundell-Fleming, perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna bisa dijelaskan oleh dua persamaan:
Y= C(Y-T) + I(r*) + G+NX(e).          IS*,
M/P= L(r*,Y)                                      LM*.
Persamaan pertama menjelaskan ekuilibrium di pasar barang, dan persamaan kedua menjelaskan ekuilibrium di pasar uang. Variabel eksogen adalah kebijakan fiskal G dan T, kebijakan moneter M, tingkat harga P,dan tingkat bunga dunia r*. Variabel endogen adalah pendapatan Y dan kurs e.

2.1.2     Perekonomian Terbuka Kecil Dengan Kurs Mengambang
Dimulai dengan sistem yang relevan dengan sebagian besar perekonomian dewasa ini: kurs mengambang (floating exchange rates).di bawah kurs mengambang, kurs ditentukan oleh pasar dan dibiarkan berfluktuasi dengan bebas untuk menanggapi kondisi perekonomian yang sedang berubah. Pada kasus ini, kurs emenyesuaikan untuk mencapai keseimbangan keseimbangan simultan di pasarbarang dan uang..
Tiga kebijakan yang bisa mengubah keseimbangan: kebijakan fiskal, moneter, dan kebijakan perdagangan. Tujuan penggunaan model Mundell-Fleming adalah untuk menunjukkan dampak dari perubahan kebijakan dan untuk memahami cara kerja kekuatan ekonomi saat perekonomian bergerak dari satu keseimbangan menuju keseimbangan lainnya.

Kebijakan Fiskal
Anggaplah pemerintah mendorong pengeluaran domestik dengan meningkatkan belanja pemerintah atau memotong pajak. Karena meningkatkan pengeluaran yang direncanakan, kebijakan fiskal ekspansioner itu menggeser kurva IS* ke kanan. Akibatnya kurs berapresiasi, sedangkan tingkat pendapatan tetap sama.
Kebijakan fiskal memiliki dampak yang sangat berbeda dalam perekonomian terbuka kecil di bandingkan dalam perekonomian tertutup. Pada model IS-LM  perekonomian tertutup, ekspansi fiskal meningkatklan pendapatan, sedangkan dalam perkonomian terbuka kecildengan kurs mengambang, ekspansi fiskal tidak mengubah pendapatan. Secara mekanis, perubahan terjadi karenakurva LM* vertikal, sementara kurva LM  yang kita gunakan untuk perekonomian tertutup berbentuk positif.
Tingkat bunga dan kurs adalah variabel utama.ketika pendapatan naik pada perekonomian tertutup, tingkat bunga naik, karena pendapatan yang lebih tinggi meningkatkan permintaan uang. Hal ini mustahil dalam perekonomian terbuka kecil karena begitu tingkat bunga berusaha naikmelebihi tingkat bunga dunia r*, modal segera mengalir dari luar negeri untuk mengambil keuntungan dari tingkat bunga yang lebih tinggi.
Penurunan ekspor neto begitu besar menjadikan kebijakan fiskal tidak mampu mempengaruhi pendapatan,
M/P= L(r.y)
Dalam perekonomian tertutup dan terbuka, jumlah keseimbangan uang rillyang ditawarkan M/P tetap ditentukan oleh bank sentral (yang menentukan M) dan asumsi harga kaku(yang menentukan P). Jumlah yangdiminta (ditentukan oleh r dan Y) harus sama dengan penawaran tetap ini. Dalam perekonomian tertutup, ekspansi fiskal menyebabkan tingkat bunga ekuilibrium naik. Kenaikan tingkat bunga ini (yang menurunkan jumlah uang yang diminta) mebiarkan pendapatan ekuilibrium naik (yang meningkatkan jumlah uang yang diminta). Sebaliknya, dalam perekonomian terbuka kecil, r tetap pada r*, sehingga hanya ada satu tingkat pendapatan yang bisa memenuhi persamaan ini, dan tingkat pendapatan tidak berubah ketika kebijakn fiskal berubah. Jadi, ketika pemerintah meningkatkan pengeluaran atau memotong pajak, apresiasi kurs dan penurunan ekspor neto harus cukup besar untuk mengurangi sepenuhnya dampak ekspansif normal dari kebijakan tersebut terhadap pendapatan.

 Kebijakan Moneter
Anggap bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar. Karena tingkat harga diasumsikan tetap, kenaikan jumlah uang beredar berarti kenaikab dalam keseimbangan uang rill. Kenaikan keseimbangan uang rill itu menggeser kurva LM ke kanan. Jadi kenaikan jumlah uang yang beredar meningkatkan pendapatan dan menurunkan kurs.
Meskipun kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan dalam perekonomian terbuka, sebagaimana dalam perekonomian tertutup, mekanisme transmisi moneternya berbeda. Dalam perekonomian tertutup kenaikan jumlah uang beredar meningkatkan pengeluaran karena menurunkan tingkat bunga dan mendorong investasi. Dalam perekonomian terbuka kecil, saluran trasmisi moneter ini tidak tersedia karena tingkat bunga ditetapkan oleh tingkat bunga dunia.
 Tingkat bunga dan kurs kembali menjadi variabel utama. Begitu kenaikan jumlah uang beredar menekan tingkat bunga domestik, modal mengalirke luar dari perekonomian karena investor mencari pengembalian yang lebih tnggi di tempat lain, jadi, dalam perekonomian terbuka kecil, kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan dengan mengubah kurs, bukan tingkat bunga.

Kebijakan Perdagangan
 Anggap pemerintah menurunkan permintaan terhadap barang-barang impor dengan memberlakukan kuota impor atau tarif untuk barang impor. Karena ekspor neto sama dengan ekspor dikurangi dengan impor, penurunan impor berarti kenaikan ekspor neto. Artinya kurva neto bergeser ke kanan. Kekuatan ekonomi di balik transisi ini serupa dengan kasus kebijakan fiskal ekspansioner.
Sering tujuan untuk kebijakan untuk menghambat perdagangan adalah untuk mengubah neraca perdagangan NX. kesimpulan yang sama diberikan dalam model Mundell-Fleming dengan kurs mengambang.
NX(e)= Y - C (Y - T) - I(r*) – G
Karena tidak mempengaruhi pendapatan , konsumsi, investasi, atau belanja pemerintah, hambatan perdagangan tidak mempengaruhineraca perdagangan. Dampak keseluruhannya sederhana, perdagangan yang lebih sedikit. Perekonomian domestik mengimpor lebih sedikit daripada sebelum diterapkannya hambatan perdagangan, namun ekspor juga mengalami penurunan.

2.1.3    Perekonomian Terbuka Kecil Dengan Kurs Tetap
Di bawah kurs tetap, bank sentral mengumumkan nilai kurs dan siap untukmembeli dan menjualmata uang domestik untuk mempertahankan kurs sesuai dengan tingkat yang diumumkan.

Bagaimana sistem kurs tetap bekerja
Dengan sistem kurs tetap, bank sentral siap membeli atau menjual mata uang domestik untuk mata uang asing pada harga yng telah ditentukan sebelumnya. Kurs tetap mengarahkan kebijakan moneter suatu negara pada satu tujuan, yaitumempertahankan kurs pada tingkat yang telah di umumkan. Dengan kata lain, esensi dari sistem kurs tetap adalah komitmen bank sentral untuk membiarkan jumlah uang beredar menyesuaikan pada level berapapun akan menjamin kurs ekuilibrium sama dengan kurs yang di umumkan. Selain itu, selama bank sentral siap membeli atau menjual mata uang asing pada kurs tetap, jumlah uang yang beredar menyesuaikan secara otomatis pada tingkat yang diperlukan. Contoh:
Anggaplah Fed mengumumkan akan memberlakukan kurs tetap pada 100 yen per dolar, tetapi, dalam ekuilibrium dengan jumlah uang beredar pada saat ini, kurs adalah 150 yen per dolar. Situasi ini digambarkan pada bagian (a) gambar 12-7. Lihatlah bahwa ada peluang laba: pialang bisa membeli 300 yen di pasar dengan harga $2, dan kemudian menjual ke Fed seharga $3, sehingga mencetak laba $1. Ketika Fed membeli yen ini dari pialang, dolar yang ia bayar otomatis meningkatkan jumlah uang yang beredar. Kenaikan dalam jumlah uang yang beredar ini menggeser kurva LM* ke kanan, dan menurunkan kurs ekuilibrium. Dalam cara ini, jumlah uang beredar terus naik sampai kurs ekuilibrium turun ke tingkat yang diumumkan.
Sebaliknya, anggaplah ketika Fed mengumumkan akan memberlakukan kurs tetap pada 100 yen per dolar, ekuilibrium adalah 50 yen per dolar. Bagian (b) dari gambar 12-7 menunjukkan situasi ini. Dalam kasus ini, pialang bisa meraih laba dengan membeli 100 yen dari Fed seharga $1 dan menjual yen di pasar seharga $2. Ketika Fed menjual yen, $1 yang ia terima otomatis menurunkan jumlah uang yang beredar. Penurunan dalam jumlah uang yang beredar ini menggeser kurva LM* ke kiri, yang meningkatkan kurs ekuilibrium. Jumlah uang yang beredar terus turun sampai kurs ekuilibrium naik ke tingkat yang diumumkan.
Kebiakan fiskal
Kebijakan perekonomian mempengaruhi perekonomian terbuka kecil dengan kurs tetap. Anggaplah pemerinyah mendorong pengeluaran domestik dengan meningkatkan belanja pemerintah atau memotong pajak. Kebijakan ini menggeser kurva IS* ke kanan, sebagaimana dalam gambar 12-8, yang menekan kurs ke atas. Tetapi karena bank sentral siap mempertukarkan mata uang domestik dengan mata uang asing pada kurs tetap, pialang dengan cepat menanggapi kenaikan kurs ini dengan menjual mata uang asing ke bank sentral, yang menyebabkan ekspansi moneter otomatis. Kenaikan jumlah uang yang beredar ini menggeser kurva LM* ke kanan.

 Kebijakan moneter
Bayangkan bank sentral yang beroperasi dengan kurs tetap berusaha menigkatkan jumlah uang yang beredar- misalya, dengan membeli obligasi dari masyarakat. Dampak awal dari kebijakan ini adalah menggeser kurva LM* ke kanan yang menurunkan kurs, sebagaimana dalam gambar 12-9. Untuk mempertahankan kurs tetap,jumlah uang yang beredar dan kurva LM* harus kembali ke posisi awalnya. Dengan menyepakati kurs tetap, bank sentral meningkatkan kontrolnya atas jumlah uang yang beredar.
Suatu negara yang menganut kurs tetap bisa menjalankan satu jenis kebijakan moneter: negara itu bisa memutuskan untuk mengubah tingkat dimana kurs adalah tetap. Penurunan nilai mata uang disebut devaluasi, dan kenaikan nilainya disebut  revaluasi. dalam Mundell-Fleming, devaluasi menggeser kurva LM* ke kanan; model itu bertindak seperti kenaikan jumlah uang yang beredar pada sistem kurs mengambang. Jadi, devaluasi memperbesar ekspor neto dan meningkatkan pendapatan agregat. Sebaliknya, revaluasi menggeser kurva LM* ke kiri, mengurangi ekspor neto, dan menurunkan pendapatan agregat.

Kebijakan perdagangan
Anggaplah bahwa pemerintah mengurangi impor dengan memberlakukan kuota impor atau tarif untuk barang impor. Kebijakan ini menggeser kurva ekspor-neto ke kanan dan dengan demikian menggeser kurva IS* ke kanan,

Pergeseran dalam kurva IS* cenderung menaikkan kurs. Untuk mempertahankan kurs pada tingkat tetap, jumlah uang yang beredar harus naik, yang menggeser kurva LM* ke kanan. Dampak hambatan perdagangan di bawah kurs tetap mendorong ekspansi moneter , bukan apresiasi kurs. Pada akhirnya, ekspansi moneter meningkatkan pendapatan agregat.
NX= S – I
 Ketika pandapatan meningkat, tabungan juga meni gkat, dan ini menunjukkan kenaikan ekspor neto.
2.1.4    Perbedaan Tingkat Bunga
Tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil sama dengan tingkat bunga dunia: r = r*. Sebab-sebab dan dampak dari perbedaan tingkat bunga internasional.

Risiko Negara dan Ekspektasi Kurs
Tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil ditentukan oleh tingkat bunga dunia. Jika tingkat bunga domestik berada diatas tingkat bunga dunia, masyarakat dari luar negeri akan memberikan pinjaman kepada negara itu, yang membuat tingkat bunga domestik turun, dan jika tingkat bunga domestik di bawah tingkat bunga dunia, penduduk domestik akan memberi pinjaman ke luar negeri untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi, yang mendorong tingkat domestik naik. Akhirnya, tingkat bunga domestik akan sama dengan tingkat bunga dunia.
Alasan mengapa tingkat bunga berbeda di berbagai negara adalah risiko negara,dan perubahan yang diharapkan dalam kurs. Jadi, karena adanya risiko negara dan ekspektasi terhadap perubahan kurs di masa depan, tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil bisa berbeda dengan tingkat bunga dalam perekonomian lain di seluruh dunia.

Perbedaan Tingkat Bunga Dalam Model Mundell-Fleming
Untuk memasukkan perbedaan tingkat bunga ke dalam model Mundell-Fleming, kita asumsikan bahwa tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil ditentukan oleh tingkat bunga dunia ditambah premi risiko θ:
                                                                   r =r* + θ.        
            Premi risiko ditentukan oleh risiko politik karena memberi pinjaman di sebuah negara dan perubahan yang diharapkan dalam kurs rill. Model ini pada dasarnya sama dengan model sebelumnya.
Y = C(Y – T) + I(r* + θ) + G + NX(e)           IS*
M/P = L(r* + θ, Y)                                         LM*
            Untuk setiap kebijakan fiskal, kebijakan moneter, tingkat harga, dan premi risiko, kedua persamaan ini menentukan tingkat pendapatan serta kurs yang menyeimbangkan pasar barang dan pasar uang. Dengan mempertahankan premi risiko yang konstan, sarana kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan perdagangan bekerja sebagaimana kita lihat.
            Anggaplah bahwa kemelut politik menyebabkan premi resiko suatu negara θ naik. Dampak paling langsung adalah tingkat bunga domestik r naik. Tingkat bunga yang lebih tinggi ini,akan memiliki dua dampak. Pertama, kurva IS* bergeser ke kiri, karena tingkat bunga yang lebih tinggi menurunkan investasi. Kedua, kurva LM* bergeser ke kanan, karena tingkat bunga yang lebih tinggi menurunkan permintaan terhadap uang, dan ini memungkinkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi untuk setiap jumlah uang beredar. 

Jadi, kenaikan resiko negara tidak diinginkan. Dalam jangka pendek, risiko negara biasanya menyebabkan mata uang mengalami depresiasi.

2.1.5     Kurs Mengambang Atau Kurs Tetap?
Pro Dan Kontra Sistem Kurs Yang Berbeda
            Pendapat utama tentang kurs mengambang adalah bahwa kurs mengambang membolehkan kebijakan moneter digunakan untuktujuan lain. Dengan kurs tetap, kebijakan moneter mengarah pada tujuan tunggal, yaitu mempertahankan kurs pada tingkat yang telah diumumkannya. Tetapi kurs adalah satu-satunya variabel makroekonomi yang bisa dipengaruhi kebijakan moneter. Sistem kurs mengambang membuat para pembuat kebijakan moneter bebas mengejar tujuan-tujuan lain, seperti menstabilkan kesempatan kerja atau harga.
            Para penganjur kurs tetap kadangkala berpendapat bahwa komitmen pada kurs tetap adalah salah satu cara untuk mendisiplinkan otoritas moneter negara dan mencegah pertumbuhan yang berlebihan pada jumlah uang beredar. Tetapi banyak kebijakan lain yang harus dipegang teguh bank sentral. Pilihan antara kurs tetap dan mengambang tidaklah segamlang yang kita lihat. Selama periode kurs tetap, negara-negara bisa mengubah nilai mata uang mereka jika dapat mengatasi konflik tingkat bunga yang ada dengan tujuan-tujuan lain.selama periode kurs mengambang, negara-negara sering menggunakan target formal atau target informal untuk kurs ketika memutuskan apakah perlu mengekspansi atau mengkontraksi jumlah uang yang beredar

Serangan Spekulatif, Currency Boards, Dan Dolarisasi
            Bayangkan jika kita adalah Bank Sentral dari sebuah negara kecil. Mulai saat ini, 1 peso akan dijual untuk 1 dolar. Jadi, kita harus siap untuk menjual dan membeli peso sebesar 1 dolar untuk setiap peso. Tetapi jika ada satu masalah potensial: mungkin akan kehabisan dolar. Jika orang pergi ke bank sentral untuk menjual banyak peso, cadangan dolar bank sentral tersebut dapat habis. Dalam kasus ini, bank sentral tidak punya pilihan lain kecuali membatalkan kurs tetap tersebut dan membiarkan peso terdepresiasi. Fakta ini meningkatkan kemungkinan serangan spekulatif- perubahan persepsi para investor yang membuat kurs tetap tidak dimungkinkan.
            Untuk menghindari kemungkinan terjadinya hal itu, para ekonom berpendapat bahwa kurs tetap harus didukung oleh currency boards, yaitu aturan dimana bank sentral memegang mata uangyang cukup untuk mendukung setiap unit mata uang domestik. Setelah bank sentral menggunakan currency biards, bank sentral mungkin perlu mempertimbangkan langkah selanjutnya. Bank sentral dapat mengabaikan peso dan di saat bersamaan membiarkan negaranya menggunakan dolar. Rencana seperti ini disebut dolarisasi(dollarization).

2.1.6    Model Mundell-Fleming Dengan Perubahan Tingkat Harga
            Untuk mengkaji penyesuaian harga dalam perekonomian terbuka, kita harus membedakan antara kurs nominal e dan kurs rill ϵ, yang sama dengan Ep/p*, sebagai berikut:
Y = C (Y-T) + I(r*) + G + NX(ϵ)                    IS*,
M/P= L(r*, Y)                                                LM*,
            Persamaan pertama menjelaskan  kurva IS*, dan  persamaan kedua menjelaskan  kurva menjelaskan menjelaskan kurva LM*. Ingatlah bahwa ekspor neto tergantung pada kurs rill.
            Gambar 12-12 menunjukkan apa yang terjadi ketika tingkat harga turun. Karena tingkat harga yang lebih rendah menaikkan tingkat keseimbangan uang rill, kurva LM* bergeser ke kanan, seperti dalam bagian (a). Kurs rill akan mengalami depresiasi, dan tingkat pendapatan ekuilibrium naik. Kurva permintaan agregat meringkas hubungan negatif di antara tingkat harga dan tingkat pendapatan ini,

2.2       MODEL PEREKONOMIAN TERBUKA BESAR JANGKA-PENDEK
            Perekonomian terbuka besar berbeda dari perekonomian terbuka kecil karena tingkat bunganya tidak ditetapkan oleh pasar uang dunia.dalm perekonomian terbuka besar, harus diperhatikan hubungan antara tingkat bunga dan aliran modal ke mancanegara. Aliran modal keluar neto adalah jumlah dana yang dipinjamkan investor domestik ke luar negeri dikurangi jumlah dana yang dipinjamkan investor asing ke dalam negeri. Ketika tingkat bunga domestik turun, investor domestik merasa meminjamkan ke luar negeri menjadi lebih menarik, dan investor asing merasa meminjamkan ke dalam negeri menjadi kurang menarik. Jadi, aliran modal keluar neto memiliki hubungan negatif dengan tingkat bunga.
Y= C (Y – T) + I (r) +G +NX(e)                                         IS,
M/P= L (r, Y)                                                                      LM
NX(e)= CF(r)
            Persamaan ketiga, menyatakan bahwa neraca perdagangan NX sama dengan aliran modal keluar neto, CF (Net Capital Outflow), yang pada akhirnya tergantung pada tingkat bunga domestik.

Kebijakan fiskal
            Mengkaji dampak ekspansi fiskal, kenaikan dalam belanja pemerintah atau pemotongan pajak akan menggeser kurva IS ke kanan. Bagian (a) menunjukkan bahwa pergeseran dalam kurva IS ini menyebabkan kenaikan tingkat pendapatan dan kenaikan tingkat bunga.
            Namun, pada perekonomian terbuka, tingkat bunga yang tinggi menurunkan aliran modal keluar neto, seperti pada bagian (b). Penurunan dalam aliran modal keluar neto mengurangi penawaran dolar di pasar valuta asing, seperti pada bagian (c). Karena barang-barang domestik menjadi relatif lebih mahal dibandingkan produk luar negeri, ekspor neto akan turun.
Kebijakan moneter
            Mengkaji dampak ekspansi moneter, kenaikan jumlah uang yang beredar menggeser kurva LM  ke kanan, seperti dalam bagian (a). Tingkat pendapatan naik, dan tingkat bunga turun. Pada bagian (b), tingkat bunga yang lebih rendah menyebabkan aliran modal keluar neto menjadi lebih tinggi. Kenaikan dalam CF meningkatkan persediaan dolar di pasar valuta asing. Kurs terdepresiasi, pada bagian (c). Ketika barang-barang domestik menjadi relatif lebih murah terhadap produk asing, ekspor neto naik.
            Mekanisme transmisi moneter memiliki dua bagian dalam perekonomian terbuka besar, sebagaimana dalam perekonomian tertutup, ekspansi moneter menurunkan tingkat bunga. Sebagaimana dalam perekonomian terbuka kecil, ekspansi moneter menyebabkan mata uang terdepresiasi di pasar valuta asing. Tingkat bunga yang lebih rendah mendorong ekspor neto.
Hukum kaidah besar
            Perekonomian terbuka besar adalah rata-rata dari perekonomian tertutup dan perekonomian terbuka kecil. Untuk mengetahui bagaimana setiap kebijakan mempengaruhi variabel manapun, temukan jawaban dalam dua kasus ekstrem dan rata-ratakan.
            Hukum kaidah besar membuat model-model sederhana menjadi lebih berharga. Meskipun tidak menjelaskan dengan sempurna dunia di mana kita tinggal, model-model sederhana itu memberikan pedoman yang bermanfaat bagi dampak kebijakan ekonomi.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model Mundell-Fleming, adalah versi perekonomian-terbuka dari model IS-LM. Kedua model itu menekankan interaksi antara pasar barang dan pasar uang. Kedua model itu mengasumsikan bahwa tingkat harga adalah tetap dan menunjukkan apa yang menyebabkan fluktuasi jangka-pendek dalam pendapatan agregat (atau, sama dengan pergeseran dalam kurva permintaan agregat). Perbedaan pentingnya adalah bahwa IS-LM mengasumsikan perekonomian tertutup, sedangkan model Mundell-Fleming mengasumsikan perekonomian terbuka.
Model Mundell-Fleming menjelaskan pasar untuk barang dan jasa sebagaimana model IS-LM, tetapi model ini menambahkan simbol baru untuk ekspor neto. Biasanya, pasar barang ditunjukkan dengan persamaan berikut:
Y=C(Y-T) +G +NX(e)
Kondisi keseimbangan pasar-barang di atas memiliki dua variabel keuangan yang mempengaruhi pengeluaran pada barang dan jasa (tingkat bunga dan kurs), namun situasinya dapat disederhanakan dengan menggunakan asumsi mobilitas modal sempurna, sehingga r=r*. Sehingga:
Y=C(Y-T) + I(r) +G + NX(e)
Persamaan ini bisa disebut persamaan IS*. Menurut model Mundell-Fleming, perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna bisa dijelaskan oleh dua persamaan:
Y= C(Y-T) + I(r*) + G+NX(e).          IS*,
M/P= L(r*,Y)                                      LM*.
Perekonomian terbuka besar berbeda dari perekonomian terbuka kecil karena tingkat bunganya tidak ditetapkan oleh pasar uang dunia.dalm perekonomian terbuka besar, harus diperhatikan hubungan antara tingkat bunga dan aliran modal ke mancanegara


3.2Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam makalah ini adalah agar kita dapat memahami tentang ”Permintaan Agregat Dalam Perekonomian Terbuka”, mengetahui bagaimana perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna, perekonomian terbuka kecil dengan kurs mengambang, perekonomian terbuka kecil dengan kurs tetap, sebab dan dampak dari perbedaan tingkat bunga internasional, bagaimana model Mundell-Fleming dengan perubahan tingkat harga, model perekonomian terbuka besar jangka-pendek  yang telah diuraikan dalam makalah ini.
Dalam makalah ini masih banyak hal-hal yang belum lengkap atau sempurna tentang penjelasan tentang pidato,untuk itu diharapkan kepada pembaca agar dapat mendalaminya dengan referensi-referensi lain yang mungkin lebih lengkap lagi.













DAFTAR PUSTAKA

Mankiw Gregory.2003. Teori Makro Ekonomi Edisi Kelima . Jakarta : Erlangga