PERMINTAAN
AGREGAT I
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Makro Ekonomi Semester IV
Pengampu :
M.Wahyuddin, Prof. Dr.
Oleh:
1. Astuti
Widyaningsih (B100150019)
2. Dyah Retno W (B100150034)
3. Novela Sari A S (B100150327)
4. Hindun Tri A (B100150346)
5. Sonny Tri P (B100150348)
2. Dyah Retno W (B100150034)
3. Novela Sari A S (B100150327)
4. Hindun Tri A (B100150346)
5. Sonny Tri P (B100150348)
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
Pendahuluan
Dari seluruh fluktuasi ekonomi dalam sejarah dunia,
salah satu yang dianggap sebagai fluktuasi ekonomi yang besar, menyengsarakan,
dan signifikan secara intelektual adalah Depresi Besar (Great Depression) pada
th 1930-an.
Keynes menyatakan bahwa permintaan agregat yang
rendah bertanggung jawab terhadap rendahnya pendapatan dan tingginya
pengangguran yang menjadi karakteristik kemorosotan ekonomi.
Dalam makroekonomi,
Permintaan Agregat (AD) adalah jumlah akhir permintaan
bagi barangan dan perkhidmatan dalam ekonomi (Y) pada masa dan tingkat
harga yang ditentukan.
Model permintaan agregat yang dikembangkan dalam bab
ini, yang disebut model IS-LM, adalah interprestasi terkemuka dari teori
Keynes. Tujuan darib model tersebut adalah untuk menunjukan apa yang menentukan
pendapatan nasional pada berbagai tingkat harga
Pembahasan
A. Pasar
Barang dan Kurva IS
Kurva IS menyatakan hubungan antara
tingkat bunga serta tingkat pendapatan yang muncul dipasar barang dan jasa.
Untuk mengembangkan hubungan ini, kita mulai dengan model dasar yang disebut
perpotongan Keynesian.
1. Perpotongan
Keynesian
Dalam
The General Theory, Keynes menyatakan bahwa pendapatan total perekonomian,
dalam jangka pendek, sangat ditentukan oleh keinginan rumah tangga, perusahaan,
dan pemerintah, untuk membelanjakan pendapatannya.
2. Pengeluaran
yang direncanakan
Pengeluaran
actual adalah jumlah uang yang dikeluarkan rumah tangga, perusahaan, dan
pemerintah atas barang serta jasa, sebagaimana kita ketahui pada Bab 2, yang
sama dengan produk domestic bruto (GDP).
Pengeluaran
yang direncakan adalah jumlah uang yang akan dikeluarkan rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah, atas barang dan jasa.
Sekarang
perhatikanlah determinan dari pengeluaran yang direncanakan. Dengan
mengasumsikan bahwa perekonomian adalah tertutup, sehingga ekspor neto adalah
nol, kita menulis pengeluaran yang direncanakan E sebagai jumlah konsumsi C,
investasi yang direncanakan I, dan belanja pemerintah G:
E = C + I + G.
Untuk
persamaan ini, kita tambahkan fungsi konsumsi
C = C (Y – T).
Persamaan
ini menyatakan bahwa konsumsi tergantung pada disposable income (Y – T), yang
merupakan pendapatan total Y dikurangi pajak T. Untuk menyederhanakan masalah,
sekarang kita anggap investasi yang direncanakan sebagai tetap secara eksogen :
-
I =
I
Dan
sebagaimana dalam bab 3, kita asumsikan bahwa kebijakan fiscal-tingkat
pembelian dan pajak pemerintah-adalah tetap:
-
G = G
-
T =
T .
Dengan
mengkombinasikan lima persamaan ini, kita peroleh
_ _
_
E = C ( Y – T ) + I + G .
Persamaan ini menunjukan bahwa pengeluaran yang
direncanakan adalah fungsi
_
Pendapatan Y, tingkat investasi yang direncanakan I,
serta variabel kebijakan
_ _
fiscal G
dan T
3. Perekonomian
dalam Ekuilibrium
asumsi ketika perekonomian berada dalam ekuilibrium ketika pengeluaran actual sama dengan pengeluaran yang direncanakan.
asumsi ketika perekonomian berada dalam ekuilibrium ketika pengeluaran actual sama dengan pengeluaran yang direncanakan.
Pengeluaran
Aktual = Pengeluaran yang Direncanakan
Y = E.
Bagaimana
perekonomian mencapai ekuilibrium? Dalam model ini persediaan memainkan peran
penting dalam proses penyesuaian. Ketika perekonomian tidak berada pada
ekuilibrium, perusahaan mengalami perubahan-perubahan yang tidak direncanakan
dalam
Persediaan, dan ini mendorong mereka untuk
mengubah tingkat produksi. Perubahan
produksi sebaliknya mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran total, yang
menggerakkan perekonomian kea rah ekuilibrium.
4. Kebijakan
Fiskal dan Pengganda: Belanja Pemerintah
Perubahan-perubahan
dalam belanja pemerintah mempengaruhi perekonomian. Karena belanja pemerintah
adalah salah satu komponen pengeluaran, maka belanja pemerintah yang lebih
tinggi mengakibatkan penegluaran yang direncanakan yang lebih tinggi untuk
semua tingkat pendapatan. Jika belanja pemerintah naik sebesar G, maka kurva
pengeluaran yang direncanakan bergeser ke atas sebesar G.
Mengapa
kebijakan fiscal memiliki dampak pengganda terhadap pendapatan?
Alasannya
adalah bahwa menurut fungsi konsumsi C = C (Y – T), pendapatan yang lebih
tinggi menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi.
Seberapa
besarkah pengganda itu?
Kita
telusuri setiap langkah perubahan pendapatan. Proses itu bermula ketika
pengeluaran meningkat sebesar G, yang menunjukan
pendapatan juga meningkat sebesar G . kenaikan pendapatan
ini akan konsumsi sebesar MPC x G, dimana MPC adalah
kecenderungan mengkonsumsi marjinal. Kenaikan pendapatan yang kedua sebesar MPC
x G ini sekali lagi
meningkatkan konsumsi, sekarang sebesar MPC x (MPC x G), yang sekali lagi
meningkatkan pengeluaran serta pendapatan, dan seterusnya.
B. Tingkat
Bunga, Investasi, dan Kurva IS
1.
Untuk memasukkan hubungan antara tingkat
bunga dan investasi ke dalam model, kita tulis tingkat investasi yang
direncanakan sebagai
I = I(r).
Tingkat
bunga adalah biaya pinjaman untuk mendanai proyek-proyek investasi, maka
kenaikan tingkat bunga akan mengurangi investasi yang direncanakan, akibatnya
fungsi investasi miring ke bawah.
Untuk
menentukan bagaimana pendapatan berubah ketika tingkat bunga berubah, kita bisa
mengkombinasikan fungsi investasi dengan diagram perpotongan Keynesian.
Kurva
IS mengkombinasikan interaksi antara r dan I yang ditunjukkan oleh fungsi
investasi dan interaksi antara I dan Y yang ditunjukkan oleh perpotongan
Keynesian
2.
Bagaimana Kebijakan fiscal menggeser
kurva IS
Kita
bisa menggunakan perpotongan Keynesian untuk melihat bagaimana
perubahan-perubahan lain dalam kebijakan fiscal menggeser kurva IS. karena
penurunan pajak juga memperbesar pengeluarn dan pendapatan, maka hal itu juga
menggeser kurva IS ke kanan. Penurunan belanja pemerintah atau kenaikan pajak
akan mengurangi pendapatan, karena itu, perubahan dalam kebijakan fiscal
menggeser kurva IS ke kiri.
3.
Interpretasi dana pinjaman dari kurva IS
Cara
lain untuk menginterpretasikan kurva IS, ingatlah bahwa identitas perhitungan
pendapatan nasional bisa ditulis sebagai
Y - C – G = I
S = I.
Sisi
kiri dari persamaan ini adalah tabungan nasional S, dan sisi kanannya adalah
investasi I. Tabungan nasional menunjukan penawaran dari dana pinjaman, dan
investasi menunjukan permintaan terhadap dana ini.
Untuk
melihat bagimana pasar untuk dana pinjaman memproduksi kurva IS, gantilah
fungsi konsumsi dengan C dan fungsi investasi dengan I:
Y – C (Y – T) – G
= I (r).
C. Pasar
uang dan kurva LM
1.
Kurva LM menyatakan hubungan antara
tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul dipasar uang, untuk memahami
hubungan ini, kita mulai dengan melihat teori tingkat bunga, yang disebut teori
preferensi likuiditas.
Teori
Preferensi Likuiditas
Teori
itu menyatakan bahwa tingkat bunga dkisesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran
dan permintaan untuk asset perekonomian yang paling likuid –uang.
Untuk
mengembangkan teori ini, kita mulai dengan penawaran keseimbangan uang riil.
Jika M menyatakan jumlah uang beredar dan P menyatakan tingkat harga, maka M/P
adalah penawaran keseimbangan uang riil. Teori preferensi likuiditas
mengasumsikan adanya penawaran keseimbangan uang riil yang tetap, yaitu
_ _
(M/P)s
= M/P.
Selanjutnya,
perhatikanlah permintaan terhadap keseimbangan uang riil. Teori preferensi
likuiditas menegaskan bahwa tingkat bunga adalah salah satu determinan dari
berapa banyak uang yang ingin dipegang orang.
Menutut
teori preferensi likuiditas, penawaran dan permintaan akan keseimbangan uang
riil menentukan tingkat bunga yang akan muncul diperekonomian .
2.
Pendapatan, Permintaan Uang, dan Kurva
LM
Bagaimana
pengaruh perubahan tingkat pendapatan perekonomian Y terhadap keseimbangan uang
riil? Jawabannya adalah bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi permintaan
terhadap uang.
Dengan
menggunakan teori preferensi likuiditas, kita bisa menggambarkan apa yang
terjadi dengan tingkat bunga ekuilibrum ketika tingkat pendapatan berubah.
Kurva
LM menggambarkan hubungan di antara tingkat pendapatan dan tingkat bunga ini.
3.
Bagaimana kebijakan moneter menggeser
kurva LM
Kurva
LM menyatakan tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang pada setiap tingkat
pendapatan. Kita bisa menggunakan teori preferrensi likuiditas untuk memahami
bagaimana kebijakan moneter menggeser kurva LM.
4.
Interpretasi Persamaan-kuantiutas
Kita
menguraikan pasar uang dengan persamaan kuantitas,
MV
= PY,
Dan
diasumsikan bahwa perputaran uang V adalah konstan.
Ketika
masyarakat menanggapi tingkat bunga yang lebih tinggi dengan memegang lebih
sedikit uang, setiap dolar yang mereka pegang harus digunakan lebih sering
untuk mendukung volume transaksi tertentu yaitu, perputaran uang harus naik. Kita
bisa menulis ini sebagai
MV(r)
= PY
Fungsi
perputaran uang V(r) menunjukan bahwa perputaran uang berhubungan positif
dengan tingkat bunga.
Kesimpulan
A.
Ekuilibrium perekonomian adalah titik
dimana kurva IS dan kurva LM berpotongan. Titik ini memberikan tingkat bunga (r)
dan tingkat pendapatan Y yang memenuhi kondisi untuk keseimbangan baik dalam
pasar barang maupun pasar uang.
Daftar Pustaka
Mankiw, N. G., 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar