PERMINTAAN AGREGAT DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
Makro Ekonomi Semester IV
Pengampu :
M.Wahyuddin, Prof. Dr.
Oleh:
1. Astuti
Widyaningsih (B100150019)
2. Dyah Retno W (B100150034)
3. Novela Sari A
S (B100150327)
4. Hindun
Tri A (B100150346)
5. Sonny Tri P (B100150348)
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
1.
Pendahuluan
Dalam bab sebelumnya telah dibahas teori Klasik tentang pasar barang yang
menyatakan bahwa output atau income hanya ditentukan oleh faktor ril dan tidak
bisa dipengaruhi oleh pemerintah melalui rekayasa permintaan, seperti
pengeluaran pemerintah, pengeluaran konsumsi masyarakat, investasi, ataupun
supply uang. Pada bab 5 ini kita akan lihat teori makro Keynes sebagai lanjutan
dari uraian sebelumnya pada bab 4. Keynes menyatakan bahwa output dapat
dipengaruhi oleh pengeluaran aggregate (aggregate sepending) dan pengeluaran
aggregate itu sendiri dapat dipengaruhi oleh kebijaksanaan pemerintah. Output
dan pengeluaran agregat dapat saling mempengaruhi secara timbal balik. Semakin
tinggi output atau income maka semakin tinggi pula pengeluaran atau belanja
agregat sehingga permintaan aggregate akan semakin tinggi pula. Sebaliknya bila
pengeluaran aggregate tinggi (artinya aggregate demand juga tinggi) maka output
juga tinggi sebagai respon dari produsen yang menaikan output untuk memenuhi
permintaan aggregate. Output yang tinggi akan mengakibatkan income juga tinggi.
Pembahasan
2.1
Model Mundell- Fleming
2.1.1 Perekomian Terbuka Kecil Dengan
Mobilitas Modal Sempurna
Asumsi ini berarti bahwa tingkat bunga dalam
perekonomian ini r ditentukan oleh tingkat bunga r*.
r=r*
Tingkat bunga dunia ini diasumsikan tetap
secara eksogen karena perekonomian tersebut relatif kecil dibandingkan perekonomian
dunia sehingga bisa meminjam atau memberi pinjaman sebanyak yang ia inginkan di
pasar uang dunia tanpa mempengaruhi tingkat bunga dunia. Beberapa peristiwa
yang terjadi secara normal akan meningkatkan tingkat bunga (seperti, penurunan
dalam tabungan domestik). Dalam perekonomian terbuka kecil, tingkat bunga
domestik mungkin naik sedikit selama jangka pendek, tetapi dalm sekejap, pihak
asing akan melihat tingkat bunga yang lebih tinggi itu dan mulai memberi
pinjaman ke negara ini (misalnya, membeli obligasi negara ini). Aliran masuk
modal akan mendorong tingkat bunga domestik kembali menuju r*. Demikian
juga, jika setiap peristiwa yang terjadi mulai menggerakkan tingkat bunga
domestik turun ke bawah, modal akn mengalir ke luar negara untuk menghasilkan pengembalian
yang lebih tinggi, dan aliran ke luar modalini akan mendorong tingkat bunga
domestik kembali naik menuju r*. Jadi, persamaan r=r* menunjukkan
asumsi bahwa aliran modal internasional cukup memadai untuk mempertahankan
tingkat bunga domestik sama dengan tingkat bunga dunia.
Pasar Barang Dan Kurva IS
Model Mundell-Fleming menjelaskan pasar untuk
barang dan jasa sebagaimana model IS-LM, tetapi model ini menambahkan
simbol baru untuk ekspor neto. Biasanya, pasar barang ditunjukkan dengan
persamaan berikut:
Y=C(Y-T) +G +NX(e)
Persamaan ini menyatakan bahwa pendapatan
agregat Y adalah jumlah konsumsi C, investasi I, belanja
pemerintah G, dan ekpor neto NX. Konsumsi bergantung
secara positif pada disposable income Y-T. Investasi berhubungan
secara negatif dengan tingkat bunga. Ekspor neto berhubungan secara negatif
dengan kurs e. Model mundell-fleming mengasumsikan bahwa tingkat harga
dalam dan luar negri adalah tetap, sehingga kurs rill proporsional terhadap
kurs nominal. Yaitu, ketika kurs nominal berapresiasi, barang-barang luar
negeri lebih murah dibandingkan dengan barang domestik,, dan ini menyebabkan
ekspor turun serta impor naik.
Kondisi keseimbangan pasar-barang di atas
memiliki dua variabel keuangan yang mempengaruhi pengeluaran pada barang dan jasa
(tingkat bunga dan kurs), namun situasinya dapat disederhanakan dengan
menggunakan asumsi mobilitas modal sempurna, sehingga r=r*. Sehingga:
Y=C(Y-T) + I(r) +G + NX(e)
Persamaan ini bisa disebut persamaan IS*.
Kita dapat menggambarkan keadaan ini untuk ekuilibrium pasar barang pada grafik
dimana pendapatan berada pada sumbu horizontal dan kurs pada sumbu vertikal.
Pasar Uang Dan Kurva LM*
Model Mundell-Fleming menunjukkan pasar uang
dengan persamaan yang telah kita kenal dari model IS-LM
M/P= L(r, Y)
Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran
keseimbangan uang rill, M/P, sama dengan permintaan, L(r,Y). Permintaan
terhadap keseimbangan uang rill bergantung secara negatif pada tingkat bunga,
dan secara positif pada pendapatan Y. Jumlah uang beredar M adalah variabel
eksogen yang dikendalikanoleh bank sentral, dan karena model
Mundell-Flemmingdirancang untuk menganalisis fluktuasi jangka pendek, maka
tingkat harga P juga diasumsikan tetap secara eksogen.
Sekali lagi, kita menambahkan asumsi bahwa
tingkat bunga domestik sama dengan tingkat bunga dunia,
M/P= L(r*, Y)
Merakit Bagian
Model
Menurut model Mundell-Fleming, perekonomian
terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna bisa dijelaskan oleh dua
persamaan:
Y= C(Y-T) + I(r*) +
G+NX(e). IS*,
M/P= L(r*,Y)
LM*.
Persamaan pertama menjelaskan ekuilibrium di
pasar barang, dan persamaan kedua menjelaskan ekuilibrium di pasar uang.
Variabel eksogen adalah kebijakan fiskal G dan T, kebijakan
moneter M, tingkat harga P,dan tingkat bunga dunia r*. Variabel
endogen adalah pendapatan Y dan kurs e.
2.1.2
Perekonomian Terbuka Kecil Dengan Kurs Mengambang
Dimulai dengan sistem yang relevan dengan
sebagian besar perekonomian dewasa ini: kurs mengambang (floating
exchange rates).di bawah kurs mengambang, kurs ditentukan oleh pasar dan
dibiarkan berfluktuasi dengan bebas untuk menanggapi kondisi perekonomian yang
sedang berubah. Pada kasus ini, kurs emenyesuaikan untuk mencapai
keseimbangan keseimbangan simultan di pasarbarang dan uang..
Tiga kebijakan yang bisa mengubah keseimbangan:
kebijakan fiskal, moneter, dan kebijakan perdagangan. Tujuan penggunaan model
Mundell-Fleming adalah untuk menunjukkan dampak dari perubahan kebijakan dan
untuk memahami cara kerja kekuatan ekonomi saat perekonomian bergerak dari satu
keseimbangan menuju keseimbangan lainnya.
Kebijakan Fiskal
Anggaplah pemerintah mendorong pengeluaran
domestik dengan meningkatkan belanja pemerintah atau memotong pajak. Karena
meningkatkan pengeluaran yang direncanakan, kebijakan fiskal ekspansioner itu
menggeser kurva IS* ke kanan. Akibatnya kurs berapresiasi, sedangkan
tingkat pendapatan tetap sama.
Kebijakan fiskal memiliki dampak yang sangat
berbeda dalam perekonomian terbuka kecil di bandingkan dalam perekonomian
tertutup. Pada model IS-LM perekonomian tertutup, ekspansi fiskal
meningkatklan pendapatan, sedangkan dalam perkonomian terbuka kecildengan kurs
mengambang, ekspansi fiskal tidak mengubah pendapatan. Secara mekanis,
perubahan terjadi karenakurva LM* vertikal, sementara kurva LM yang
kita gunakan untuk perekonomian tertutup berbentuk positif.
Tingkat bunga dan kurs adalah variabel
utama.ketika pendapatan naik pada perekonomian tertutup, tingkat bunga naik,
karena pendapatan yang lebih tinggi meningkatkan permintaan uang. Hal ini
mustahil dalam perekonomian terbuka kecil karena begitu tingkat bunga berusaha
naikmelebihi tingkat bunga dunia r*, modal segera mengalir dari luar
negeri untuk mengambil keuntungan dari tingkat bunga yang lebih tinggi.
Penurunan ekspor neto begitu besar menjadikan
kebijakan fiskal tidak mampu mempengaruhi pendapatan,
M/P= L(r.y)
Dalam perekonomian tertutup dan terbuka, jumlah
keseimbangan uang rillyang ditawarkan M/P tetap ditentukan oleh bank
sentral (yang menentukan M) dan asumsi harga kaku(yang menentukan P). Jumlah
yangdiminta (ditentukan oleh r dan Y) harus sama dengan penawaran tetap
ini. Dalam perekonomian tertutup, ekspansi fiskal menyebabkan tingkat bunga
ekuilibrium naik. Kenaikan tingkat bunga ini (yang menurunkan jumlah uang yang
diminta) mebiarkan pendapatan ekuilibrium naik (yang meningkatkan jumlah uang
yang diminta). Sebaliknya, dalam perekonomian terbuka kecil, r tetap
pada r*, sehingga hanya ada satu tingkat pendapatan yang bisa memenuhi
persamaan ini, dan tingkat pendapatan tidak berubah ketika kebijakn fiskal
berubah. Jadi, ketika pemerintah meningkatkan pengeluaran atau memotong pajak,
apresiasi kurs dan penurunan ekspor neto harus cukup besar untuk mengurangi
sepenuhnya dampak ekspansif normal dari kebijakan tersebut terhadap pendapatan.
Kebijakan Moneter
Anggap bank sentral meningkatkan jumlah uang
beredar. Karena tingkat harga diasumsikan tetap, kenaikan jumlah uang beredar
berarti kenaikab dalam keseimbangan uang rill. Kenaikan keseimbangan uang rill
itu menggeser kurva LM ke kanan. Jadi kenaikan jumlah uang yang beredar
meningkatkan pendapatan dan menurunkan kurs.
Meskipun kebijakan moneter mempengaruhi
pendapatan dalam perekonomian terbuka, sebagaimana dalam perekonomian tertutup,
mekanisme transmisi moneternya berbeda. Dalam perekonomian tertutup kenaikan
jumlah uang beredar meningkatkan pengeluaran karena menurunkan tingkat bunga
dan mendorong investasi. Dalam perekonomian terbuka kecil, saluran trasmisi
moneter ini tidak tersedia karena tingkat bunga ditetapkan oleh tingkat bunga
dunia.
Tingkat bunga dan kurs kembali menjadi variabel utama.
Begitu kenaikan jumlah uang beredar menekan tingkat bunga domestik, modal
mengalirke luar dari perekonomian karena investor mencari pengembalian yang
lebih tnggi di tempat lain, jadi, dalam perekonomian terbuka kecil, kebijakan
moneter mempengaruhi pendapatan dengan mengubah kurs, bukan tingkat bunga.
Kebijakan Perdagangan
Anggap pemerintah menurunkan permintaan
terhadap barang-barang impor dengan memberlakukan kuota impor atau tarif untuk
barang impor. Karena ekspor neto sama dengan ekspor dikurangi dengan impor,
penurunan impor berarti kenaikan ekspor neto. Artinya kurva neto bergeser ke
kanan. Kekuatan ekonomi di balik transisi ini serupa dengan kasus kebijakan
fiskal ekspansioner.
Sering tujuan untuk kebijakan untuk menghambat
perdagangan adalah untuk mengubah neraca perdagangan NX. kesimpulan yang
sama diberikan dalam model Mundell-Fleming dengan kurs mengambang.
NX(e)= Y - C (Y - T) - I(r*) – G
Karena tidak mempengaruhi pendapatan ,
konsumsi, investasi, atau belanja pemerintah, hambatan perdagangan tidak
mempengaruhineraca perdagangan. Dampak keseluruhannya sederhana, perdagangan
yang lebih sedikit. Perekonomian domestik mengimpor lebih sedikit daripada
sebelum diterapkannya hambatan perdagangan, namun ekspor juga mengalami
penurunan.
2.1.3 Perekonomian Terbuka
Kecil Dengan Kurs Tetap
Di bawah kurs tetap, bank sentral mengumumkan
nilai kurs dan siap untukmembeli dan menjualmata uang domestik untuk
mempertahankan kurs sesuai dengan tingkat yang diumumkan.
Bagaimana sistem kurs tetap bekerja
Dengan sistem kurs tetap, bank sentral siap
membeli atau menjual mata uang domestik untuk mata uang asing pada harga yng
telah ditentukan sebelumnya. Kurs tetap mengarahkan kebijakan moneter suatu
negara pada satu tujuan, yaitumempertahankan kurs pada tingkat yang telah di
umumkan. Dengan kata lain, esensi dari sistem kurs tetap adalah komitmen bank
sentral untuk membiarkan jumlah uang beredar menyesuaikan pada level berapapun
akan menjamin kurs ekuilibrium sama dengan kurs yang di umumkan. Selain itu,
selama bank sentral siap membeli atau menjual mata uang asing pada kurs tetap,
jumlah uang yang beredar menyesuaikan secara otomatis pada tingkat yang
diperlukan. Contoh:
Anggaplah Fed mengumumkan akan memberlakukan
kurs tetap pada 100 yen per dolar, tetapi, dalam ekuilibrium dengan jumlah uang
beredar pada saat ini, kurs adalah 150 yen per dolar. Situasi ini digambarkan
pada bagian (a) gambar 12-7. Lihatlah bahwa ada peluang laba: pialang bisa
membeli 300 yen di pasar dengan harga $2, dan kemudian menjual ke Fed seharga
$3, sehingga mencetak laba $1. Ketika Fed membeli yen ini dari pialang, dolar
yang ia bayar otomatis meningkatkan jumlah uang yang beredar. Kenaikan dalam
jumlah uang yang beredar ini menggeser kurva LM* ke kanan, dan
menurunkan kurs ekuilibrium. Dalam cara ini, jumlah uang beredar terus naik
sampai kurs ekuilibrium turun ke tingkat yang diumumkan.
Sebaliknya, anggaplah ketika Fed mengumumkan
akan memberlakukan kurs tetap pada 100 yen per dolar, ekuilibrium adalah 50 yen
per dolar. Bagian (b) dari gambar 12-7 menunjukkan situasi ini. Dalam kasus
ini, pialang bisa meraih laba dengan membeli 100 yen dari Fed seharga $1 dan
menjual yen di pasar seharga $2. Ketika Fed menjual yen, $1 yang ia terima
otomatis menurunkan jumlah uang yang beredar. Penurunan dalam jumlah uang yang
beredar ini menggeser kurva LM* ke kiri, yang meningkatkan kurs
ekuilibrium. Jumlah uang yang beredar terus turun sampai kurs ekuilibrium naik
ke tingkat yang diumumkan.
Kebiakan fiskal
Kebijakan perekonomian mempengaruhi
perekonomian terbuka kecil dengan kurs tetap. Anggaplah pemerinyah mendorong
pengeluaran domestik dengan meningkatkan belanja pemerintah atau memotong
pajak. Kebijakan ini menggeser kurva IS* ke kanan, sebagaimana dalam
gambar 12-8, yang menekan kurs ke atas. Tetapi karena bank sentral siap
mempertukarkan mata uang domestik dengan mata uang asing pada kurs tetap, pialang
dengan cepat menanggapi kenaikan kurs ini dengan menjual mata uang asing ke
bank sentral, yang menyebabkan ekspansi moneter otomatis. Kenaikan jumlah uang
yang beredar ini menggeser kurva LM* ke kanan.
Kebijakan moneter
Bayangkan bank sentral yang beroperasi dengan
kurs tetap berusaha menigkatkan jumlah uang yang beredar- misalya, dengan
membeli obligasi dari masyarakat. Dampak awal dari kebijakan ini adalah
menggeser kurva LM* ke kanan yang menurunkan kurs, sebagaimana dalam
gambar 12-9. Untuk mempertahankan kurs tetap,jumlah uang yang beredar dan kurva
LM* harus kembali ke posisi awalnya. Dengan menyepakati kurs tetap, bank
sentral meningkatkan kontrolnya atas jumlah uang yang beredar.
Suatu negara yang menganut kurs tetap bisa
menjalankan satu jenis kebijakan moneter: negara itu bisa memutuskan untuk
mengubah tingkat dimana kurs adalah tetap. Penurunan nilai mata uang disebut devaluasi,
dan kenaikan nilainya disebut revaluasi. dalam
Mundell-Fleming, devaluasi menggeser kurva LM* ke kanan; model itu
bertindak seperti kenaikan jumlah uang yang beredar pada sistem kurs
mengambang. Jadi, devaluasi memperbesar ekspor neto dan meningkatkan pendapatan
agregat. Sebaliknya, revaluasi menggeser kurva LM* ke kiri, mengurangi
ekspor neto, dan menurunkan pendapatan agregat.
Kebijakan perdagangan
Anggaplah bahwa pemerintah mengurangi impor dengan
memberlakukan kuota impor atau tarif untuk barang impor. Kebijakan ini
menggeser kurva ekspor-neto ke kanan dan dengan demikian menggeser kurva IS*
ke kanan,
Pergeseran dalam kurva IS* cenderung
menaikkan kurs. Untuk mempertahankan kurs pada tingkat tetap, jumlah uang yang
beredar harus naik, yang menggeser kurva LM* ke kanan. Dampak hambatan
perdagangan di bawah kurs tetap mendorong ekspansi moneter , bukan apresiasi kurs.
Pada akhirnya, ekspansi moneter meningkatkan pendapatan agregat.
NX= S – I
Ketika pandapatan meningkat, tabungan
juga meni gkat, dan ini menunjukkan kenaikan ekspor neto.
2.1.4 Perbedaan Tingkat Bunga
Tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil
sama dengan tingkat bunga dunia: r = r*. Sebab-sebab dan dampak dari
perbedaan tingkat bunga internasional.
Risiko Negara dan Ekspektasi Kurs
Tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil
ditentukan oleh tingkat bunga dunia. Jika tingkat bunga domestik berada diatas
tingkat bunga dunia, masyarakat dari luar negeri akan memberikan pinjaman
kepada negara itu, yang membuat tingkat bunga domestik turun, dan jika tingkat
bunga domestik di bawah tingkat bunga dunia, penduduk domestik akan memberi
pinjaman ke luar negeri untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi, yang
mendorong tingkat domestik naik. Akhirnya, tingkat bunga domestik akan sama
dengan tingkat bunga dunia.
Alasan mengapa tingkat bunga berbeda di
berbagai negara adalah risiko negara,dan perubahan yang diharapkan dalam kurs.
Jadi, karena adanya risiko negara dan ekspektasi terhadap perubahan kurs di
masa depan, tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil bisa berbeda dengan
tingkat bunga dalam perekonomian lain di seluruh dunia.
Perbedaan Tingkat Bunga Dalam Model
Mundell-Fleming
Untuk memasukkan perbedaan tingkat bunga ke
dalam model Mundell-Fleming, kita asumsikan bahwa tingkat bunga dalam
perekonomian terbuka kecil ditentukan oleh tingkat bunga dunia ditambah premi
risiko θ:
r =r* + θ.
Premi risiko ditentukan oleh risiko politik karena memberi pinjaman di sebuah
negara dan perubahan yang diharapkan dalam kurs rill. Model ini pada dasarnya
sama dengan model sebelumnya.
Y = C(Y – T) +
I(r* + θ) + G +
NX(e) IS*
M/P = L(r* + θ,
Y)
LM*
Untuk setiap kebijakan fiskal, kebijakan moneter, tingkat harga, dan premi
risiko, kedua persamaan ini menentukan tingkat pendapatan serta kurs yang
menyeimbangkan pasar barang dan pasar uang. Dengan mempertahankan premi risiko
yang konstan, sarana kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan
perdagangan bekerja sebagaimana kita lihat.
Anggaplah
bahwa kemelut politik menyebabkan premi resiko suatu negara θ naik. Dampak
paling langsung adalah tingkat bunga domestik r naik. Tingkat bunga yang
lebih tinggi ini,akan memiliki dua dampak. Pertama, kurva IS* bergeser
ke kiri, karena tingkat bunga yang lebih tinggi menurunkan investasi. Kedua,
kurva LM* bergeser ke kanan, karena tingkat bunga yang lebih tinggi
menurunkan permintaan terhadap uang, dan ini memungkinkan tingkat pendapatan
yang lebih tinggi untuk setiap jumlah uang beredar.
Jadi, kenaikan resiko negara tidak diinginkan.
Dalam jangka pendek, risiko negara biasanya menyebabkan mata uang mengalami
depresiasi.
2.1.5
Kurs Mengambang Atau Kurs Tetap?
Pro Dan Kontra
Sistem Kurs Yang Berbeda
Pendapat utama tentang kurs mengambang adalah bahwa kurs mengambang membolehkan
kebijakan moneter digunakan untuktujuan lain. Dengan kurs tetap, kebijakan
moneter mengarah pada tujuan tunggal, yaitu mempertahankan kurs pada tingkat
yang telah diumumkannya. Tetapi kurs adalah satu-satunya variabel makroekonomi
yang bisa dipengaruhi kebijakan moneter. Sistem kurs mengambang membuat para
pembuat kebijakan moneter bebas mengejar tujuan-tujuan lain, seperti
menstabilkan kesempatan kerja atau harga.
Para penganjur kurs tetap kadangkala berpendapat bahwa komitmen pada kurs tetap
adalah salah satu cara untuk mendisiplinkan otoritas moneter negara dan
mencegah pertumbuhan yang berlebihan pada jumlah uang beredar. Tetapi banyak
kebijakan lain yang harus dipegang teguh bank sentral. Pilihan antara kurs
tetap dan mengambang tidaklah segamlang yang kita lihat. Selama periode kurs
tetap, negara-negara bisa mengubah nilai mata uang mereka jika dapat mengatasi
konflik tingkat bunga yang ada dengan tujuan-tujuan lain.selama periode kurs
mengambang, negara-negara sering menggunakan target formal atau target informal
untuk kurs ketika memutuskan apakah perlu mengekspansi atau mengkontraksi
jumlah uang yang beredar
Serangan
Spekulatif, Currency Boards, Dan Dolarisasi
Bayangkan jika kita adalah Bank Sentral dari sebuah negara kecil. Mulai saat
ini, 1 peso akan dijual untuk 1 dolar. Jadi, kita harus siap untuk menjual dan
membeli peso sebesar 1 dolar untuk setiap peso. Tetapi jika ada satu masalah
potensial: mungkin akan kehabisan dolar. Jika orang pergi ke bank sentral untuk
menjual banyak peso, cadangan dolar bank sentral tersebut dapat habis. Dalam
kasus ini, bank sentral tidak punya pilihan lain kecuali membatalkan kurs tetap
tersebut dan membiarkan peso terdepresiasi. Fakta ini meningkatkan kemungkinan
serangan spekulatif- perubahan persepsi para investor yang membuat kurs tetap
tidak dimungkinkan.
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya hal itu, para ekonom berpendapat bahwa
kurs tetap harus didukung oleh currency boards, yaitu aturan dimana bank
sentral memegang mata uangyang cukup untuk mendukung setiap unit mata uang
domestik. Setelah bank sentral menggunakan currency biards, bank sentral
mungkin perlu mempertimbangkan langkah selanjutnya. Bank sentral dapat
mengabaikan peso dan di saat bersamaan membiarkan negaranya menggunakan dolar.
Rencana seperti ini disebut dolarisasi(dollarization).
2.1.6
Model Mundell-Fleming Dengan Perubahan Tingkat Harga
Untuk mengkaji penyesuaian harga dalam perekonomian terbuka, kita harus
membedakan antara kurs nominal e dan kurs rill ϵ, yang sama dengan Ep/p*,
sebagai berikut:
Y = C (Y-T) +
I(r*) + G +
NX(ϵ)
IS*,
M/P= L(r*,
Y)
LM*,
Persamaan pertama menjelaskan kurva IS*, dan persamaan kedua
menjelaskan kurva menjelaskan menjelaskan kurva LM*. Ingatlah
bahwa ekspor neto tergantung pada kurs rill.
Gambar 12-12 menunjukkan apa yang terjadi ketika tingkat harga turun. Karena
tingkat harga yang lebih rendah menaikkan tingkat keseimbangan uang rill, kurva
LM* bergeser ke kanan, seperti dalam bagian (a). Kurs rill akan
mengalami depresiasi, dan tingkat pendapatan ekuilibrium naik. Kurva permintaan
agregat meringkas hubungan negatif di antara tingkat harga dan tingkat
pendapatan ini,
2.2 MODEL
PEREKONOMIAN TERBUKA BESAR JANGKA-PENDEK
Perekonomian terbuka besar berbeda dari perekonomian terbuka kecil karena
tingkat bunganya tidak ditetapkan oleh pasar uang dunia.dalm perekonomian
terbuka besar, harus diperhatikan hubungan antara tingkat bunga dan aliran
modal ke mancanegara. Aliran modal keluar neto adalah jumlah dana yang
dipinjamkan investor domestik ke luar negeri dikurangi jumlah dana yang
dipinjamkan investor asing ke dalam negeri. Ketika tingkat bunga domestik
turun, investor domestik merasa meminjamkan ke luar negeri menjadi lebih
menarik, dan investor asing merasa meminjamkan ke dalam negeri menjadi kurang
menarik. Jadi, aliran modal keluar neto memiliki hubungan negatif dengan
tingkat bunga.
Y= C (Y – T) + I (r) +G
+NX(e)
IS,
M/P= L (r,
Y)
LM
NX(e)= CF(r)
Persamaan ketiga, menyatakan bahwa neraca perdagangan NX sama dengan
aliran modal keluar neto, CF (Net Capital Outflow), yang pada akhirnya
tergantung pada tingkat bunga domestik.
Kebijakan fiskal
Mengkaji dampak ekspansi fiskal, kenaikan dalam belanja pemerintah atau
pemotongan pajak akan menggeser kurva IS ke kanan. Bagian (a)
menunjukkan bahwa pergeseran dalam kurva IS ini menyebabkan kenaikan
tingkat pendapatan dan kenaikan tingkat bunga.
Namun, pada perekonomian terbuka, tingkat bunga yang tinggi menurunkan aliran
modal keluar neto, seperti pada bagian (b). Penurunan dalam aliran modal keluar
neto mengurangi penawaran dolar di pasar valuta asing, seperti pada bagian (c).
Karena barang-barang domestik menjadi relatif lebih mahal dibandingkan produk
luar negeri, ekspor neto akan turun.
Kebijakan moneter
Mengkaji dampak ekspansi moneter, kenaikan jumlah uang yang beredar menggeser
kurva LM ke kanan, seperti dalam bagian (a). Tingkat pendapatan
naik, dan tingkat bunga turun. Pada bagian (b), tingkat bunga yang lebih rendah
menyebabkan aliran modal keluar neto menjadi lebih tinggi. Kenaikan dalam CF
meningkatkan persediaan dolar di pasar valuta asing. Kurs terdepresiasi, pada
bagian (c). Ketika barang-barang domestik menjadi relatif lebih murah terhadap
produk asing, ekspor neto naik.
Mekanisme transmisi moneter memiliki dua bagian dalam perekonomian terbuka
besar, sebagaimana dalam perekonomian tertutup, ekspansi moneter menurunkan
tingkat bunga. Sebagaimana dalam perekonomian terbuka kecil, ekspansi moneter
menyebabkan mata uang terdepresiasi di pasar valuta asing. Tingkat bunga yang
lebih rendah mendorong ekspor neto.
Hukum kaidah besar
Perekonomian terbuka besar adalah rata-rata dari perekonomian tertutup dan
perekonomian terbuka kecil. Untuk mengetahui bagaimana setiap kebijakan
mempengaruhi variabel manapun, temukan jawaban dalam dua kasus ekstrem dan
rata-ratakan.
Hukum kaidah besar membuat model-model sederhana menjadi lebih berharga.
Meskipun tidak menjelaskan dengan sempurna dunia di mana kita tinggal,
model-model sederhana itu memberikan pedoman yang bermanfaat bagi dampak
kebijakan ekonomi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model Mundell-Fleming, adalah versi
perekonomian-terbuka dari model IS-LM. Kedua model itu menekankan
interaksi antara pasar barang dan pasar uang. Kedua model itu mengasumsikan
bahwa tingkat harga adalah tetap dan menunjukkan apa yang menyebabkan fluktuasi
jangka-pendek dalam pendapatan agregat (atau, sama dengan pergeseran dalam
kurva permintaan agregat). Perbedaan pentingnya adalah bahwa IS-LM mengasumsikan
perekonomian tertutup, sedangkan model Mundell-Fleming mengasumsikan
perekonomian terbuka.
Model Mundell-Fleming menjelaskan pasar untuk
barang dan jasa sebagaimana model IS-LM, tetapi model ini menambahkan
simbol baru untuk ekspor neto. Biasanya, pasar barang ditunjukkan dengan
persamaan berikut:
Y=C(Y-T) +G
+NX(e)
Kondisi keseimbangan pasar-barang di atas memiliki
dua variabel keuangan yang mempengaruhi pengeluaran pada barang dan jasa
(tingkat bunga dan kurs), namun situasinya dapat disederhanakan dengan
menggunakan asumsi mobilitas modal sempurna, sehingga r=r*. Sehingga:
Y=C(Y-T) + I(r)
+G + NX(e)
Persamaan ini bisa disebut persamaan IS*. Menurut
model Mundell-Fleming, perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal
sempurna bisa dijelaskan oleh dua persamaan:
Y= C(Y-T) +
I(r*) + G+NX(e). IS*,
M/P=
L(r*,Y)
LM*.
Perekonomian terbuka besar berbeda dari
perekonomian terbuka kecil karena tingkat bunganya tidak ditetapkan oleh pasar
uang dunia.dalm perekonomian terbuka besar, harus diperhatikan hubungan antara
tingkat bunga dan aliran modal ke mancanegara
3.2Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam
makalah ini adalah agar kita dapat memahami tentang ”Permintaan Agregat Dalam
Perekonomian Terbuka”, mengetahui bagaimana perekonomian terbuka kecil dengan
mobilitas modal sempurna, perekonomian terbuka kecil dengan kurs mengambang,
perekonomian terbuka kecil dengan kurs tetap, sebab dan dampak dari perbedaan
tingkat bunga internasional, bagaimana model Mundell-Fleming dengan perubahan
tingkat harga, model perekonomian terbuka besar jangka-pendek yang telah diuraikan dalam makalah ini.
Dalam
makalah ini masih banyak hal-hal yang belum lengkap atau sempurna tentang
penjelasan tentang pidato,untuk itu diharapkan kepada pembaca agar dapat
mendalaminya dengan referensi-referensi lain yang mungkin lebih lengkap lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Mankiw Gregory.2003. Teori Makro Ekonomi
Edisi Kelima . Jakarta : Erlangga