PENDAPATAN NASIONAL

Disusun Oleh :
Astuti
Widyaningsih (B100150019)
Dyah Retno Wardhani (B100150034)
Novela Sari Adi
Astri (B100150327)
Hindun Tri
Atlanti (B100150346)
Sonny Tri
Prasetyo (B100150348)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
BAB 6.
PENGANGGURAN
Pengangguran adalah masalah
makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang
paling berat. Tingkat pengangguran alamiah bisa dipandang sebagai tingkat
pengangguran yang mempengaruhi gravitasi perekonomian dalam jangka panjang, dengan
adanya ketidaksempurnaan pasar tenaga kerja yang menyulitkan pekerja dari
proses perolehan pekerjaan dengan segera.
6.1
Kehilangan Pekerjaan, Perolehan Pekerjaan, dan Tingkat Pengangguran Alamiah
Setiap hari sebagian pekerja
kehilangan atau keluar dari pekerjaannya, dan sebagian lagi yang menganggur
diterima bekerja. Pasang surut yang terjadi secara terus menerus ini menentukan
bagian dari angkatan kerja yang menganggur. Jika tingkat pengangguran tidak
naik atau turun, yaitu jika pasar tenaga kerja berada dalam kondisi mapan maka
jumlah orang yang mendapatkan pekerjaan harus sama dengan jumlah orang yang
kehilangan pekerjaan.
Jumlah orang yang memperoleh
pekerjaan adalah fU dan jumlah orang yang kehilangan pekerjaan adalah sE,
sehingga kita bisa menulis kondisi mapan sebagai
fU = sE
Kita dapat menggunakan persamaan ini untuk
mendapatkan tingkat pengangguran kondisi mapan. Dari persamaan sebelumnya, kita
ketahui bahwa E= L-U , yaitu jumlah orang yang bekerja sama dengan angkatan
kerja dikurangi jumlah pengangguran. Jika kita mengganti (L-U) untuk E dalam
kondisi mapan, kita peroleh
fU=s(L-U)
Kita cariU/L
f U/L = s
(1-U/L)
U/L = s /
s+f
Persamaan ini menunjukkan bahwa
tingkat pengangguran kondisi mapan U/L bergantung pada tingkat pemutusan kerja
s dan tingkat perolehan kerja f. Semakin tinggi tingkat pemutusan kerja,
semakin tinggi tingkat pengangguran. Semakin tinggi tingkat perolehan kerja,
semakin rendah tingkat pengangguran.
Meskipun bermanfaat dalam
mengaitkan tingkat pengangguran dengan pemutusan kerja dan perolehan kerja,
model ini gagal menjawab pertanyan penting, Mengapa ada Pengangguran? Jika
seseorang selalu bisa memperoleh kerja dengan cepat, maka ingkat perolehan
kerja akan sangat tinggi dan tingkat pengangguran akan mendekati 0. Model
tingkatpengangguran ini mengasumsikan bahwa perolehan kerja tidak bersifat
instan, tetapi model ini gagal menjelaskan mengapa.
6.2
Pencarian Kerja dan Pengangguran Friksional
Mencari pekerjaan yang tepat
membutuhkan waktu serta usaha, dan cenderung mengurangi tingkat perolehan
kerja. Pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan orang untuk
mencari pekerjaan disebut pengangguran friksional (frictional unemployment) Perubahan komposisi permintaan
antar-industri atau wilayah sebagai pergeseran sektoral (sectoral shift). Karena pergeseran sektoral selalu terjadi, dan
karena diperlukan waktu bagi para pekerja untuk mengubah pekerjaan, maka
pengangguran friksional selalu terjadi. Selain itu, para pekerja dapat di PHK
ketika perusahaannya bangkrut, ketika kinerja merosot, atau ketika keahlian
mereka tidak dibutuhkan lagi. Selama penawaran dan permintaan akan tenaga kerja
di antara perusahaan berubah, pengangguran friksional tidak hisa dicegah
A.
Kebijakan Publik dan Pengangguran
Friksional
Banyak kebijakan publik berusaha
menurunkan tingkat pengangguran alamiah dengan mengurangi pengangguran
friksional. Program pelatihan ulang yang diadakan oleh pemerintah dirancang
untuk memperlancar transisi pekerja dari industri yang sedang menurun ke
industri yang sedang tumbuh. Sedangkan program pemerintah lainnya secara tidak
sengaja meningkatkan pengangguran friksional. Salah satunya adalah asuransi
pengangguran (unemployment insurance).
Walaupun asuransi pengangguran meningkatkan tingkat pengangguran alamiah, tidak
berarti kebijakan tersebut keliru. Program ini juga memiliki manfaat mengurangi
ketidakpastian pekerja tentang pendapatannya.
6.3 Kelakuan
Upah Riil dan Pengangguran Struktural
Alasan kedua adanya pengangguran
adalah kekakuan upah (wage rigidity).
Gagalnya upah melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan
permintaannya. Dalam model ekuilibrium pasar tenaga kerja, upah riil berubah
untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Tetapi upah tidak selalu
fleksibel. Kadang kadang upah riil tertahan di atas tingkat kliring-pasar (market-clearing level) atau tingkat
ekuilibrium. Pengangguran yang disebabkan oleh kekakuan upah dan penjatahan
pekerjaan disebut pengangguran struktural (structural
unemployment).
A.
Undang-Undang Upah Minimum
Bagi sebagian pekerja, terutama yang
tidak terdidik dan kurang berpengalaman, upah minimum meningkatkan upah mereka
di atas tingkat ekuilibriumnya. Karena itu, upah minimum mengurangi jumlah
tenaga kerja yang diminta perusahaan. Upah minimum memiliki dampak terbesar
terhadap pengangguran usia muda. Upah ekuilibrium usia muda cenderung rendah
karena dua alasan. Pertama, karena para pekerja usia muda termasuk anggota
angkatan kerja yang kurang terdidik dan kurang berpengalaman, mereka cenderung
memiliki produktivitas marjinal yang rendah. Kedua, para pemuda seringkali
mengambil sebagian dari kompensasi dalam bentuk on-the-job ketimbang bayaran langsung, contohnya magang.
B.
Serikat Pekerja dan Posisi Tawar
Menawar Kolektif
Penyebab kekakuan upah yang kedua
adalah kekuatan monopoli serikat pekerja. Upah para pekerja yang tergabung
dalam serikat pekerja tidak ditentukan oleh ekuilibrium penawaran dan
permintaan, tetapi oleh posisi tawar menawar kolektif antara pimpinan serikat
pekerja dan manajemen perusahaan. Sering, kesepakatan akhir meningkatkan upah
di atas tingkat ekuilibrium dan memungkinkan perusahaan untuk memutuskan berapa
banyak pekerja yang perlu diterima. Hasilnya adalah penurunan jumlah pekerja
yang dipekerjakan, tingkat perolehan kerja yang lebih rendah, dan kenaikan
pengangguran struktural. Serikat pekerja juga dapat mempengaruhi upah yang
dibayar perusahaan yang memiliki angkatan kerja yang tidak menjadi anggota
serikat pekerja karena ancaman pembentukan serikat pekerja bisa mempertahankan
upah di atas tingkat ekuilibrium.
C.
Upah Efisiensi
Teori upah efiiensi mengajukan
penyebab tiga dari kelakuan upah selain undang-undang upah minimum dan
pembentukan Serikat pekerja. Teori ini menyatakan bahwa upah yang tinggi
membuat para pekerja lebih produktif. Teori yang kedua menyatakan bahwa upah
yang tinggi menurunkan perputaran tenaga kerja. Teori ketiga menyatakan bahwa
kualitas rata-rata dari tenaga kerja perusahaan tergantung pada upah yang
dibayar kepada karyawannya. Teori keempat menyatakan bahwa upah yang tinggi
meningkatkan upaya pekerja
6.4 Pola
Pengangguran
A. Durasi
Pengangguran
Di sisi lain , jika sebagian besar
pengangguran bersifat friksional dan tidak dapat dihindari. Para pengangguran
mungkin memerlukan waktu untuk mencari pekerjaan yang paling cocok dengan
keahlian dan selera mereka. Di sisi lain, pengangguran jangka panjang tidak
dapat dikatakan terkait dengan waktu yang dibutuhkan untuk mencocokan pekerjaan
sesuai keahlian dan selera. Pengangguran jangka panjang cenderung menjadi
pengangguran struktural.
B. Variasi
Tingkat Pengangguran di Antara Kelompok-kelompok Demografis
Tingkat pengangguran sangat
bervariasi diantara kelompok-kelompok yang berbeda dalam populasi. Misal para
pekerja muda memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi ketimbang para
pekerja yang lebih tua.
C. Tren dalam
Pengangguran AS
Selama paruh terakhir abad yang
lalu, tingkat pengangguran alamiah di Amerika Serikat tidak pernah stabil.
Tingkat pengangguran berkisar di bawah 5% pada tahun 1950-an dan 1960-an,
meningkat lebih dari 6% pada tahun 1970-an dan 1980-an, serta turun kembali di
bawah 5% pada tahun 1990-an. ~Demografis , menekankan perubahan komposisi
angkatan kerja AS. ~Pergeseran Struktural, pada perubahan-perubahan dalam
pergeseran sektoral. Semakin besar jumlah realokasi sektoral, semakin besar
tingkat pemutusan hubungan kerja dan semakin tinggi tingkat pengangguran
friksional.
D. Transisi
Masuk dan Keluar dari Angkatan Kerja
Perubahan angkatan kerja adalah
penting. Sekitar sepertiga dari pengangguran adalah pekerja yang baru saja
masuk ke dalam angkatan kerja. Individu-individu yang memasuki dan meninggalkan
angkatan kerja membuat statistik pengangguran lebih sulit diinterprestasikan.
Di sisi lain, sebagian individu yang merasa diri mereka menganggur tidak serius
mencari pekerjaan dan mungkin lebih tepat dianggap keluar dari angkatan kerja.
E. Meningkatnya
Pengangguran di Eropa
Sebagian besar negara Eropa memiliki
program tunjangan yang sangat dermawan bagi para pengangguran. Program ini
berjalan dengan banyak nama: asuransi sosial, masyarakat sejahtera, atau
"sumbangan". Banyak negara mengijinkan para pengangguran mendapatkan
tunjangan secara tidak terbatas. Studi yang dilakukan menunjukkan bahwa
negara-negara dengan lebih banyak tunjangan bagi para pengangguran cenderung
memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar