Senin, 05 Juni 2017

KEBIJAKAN STABILISASI




KEBIJAKAN STABILISASI


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Makroekonomika Pengantar Semester IV
Pengampu M.Wahyudin, Prof.Dr.



Hasil gambar untuk logo Universitas muhammadiyah surakarta



Oleh:

Kelompok VII
  1.      Astuti Widyaningsih               (B100150019)
  2.      Dyah Retno W                        (B100150034)
  3.      Novela Sari A S                      (B100150327)
4.      Hindun Tri A                            (B100150346)
  5.      Sonny Tri P                             (B100150348)




PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017



BAB 14
KEBIJAKAN STABILISASI

14-1. Apakah Kebijakan Seharusnya Aktif atau Pasif?
Tidak adanya peran aktif Pemerintah dalam perekonomian akan membuat peristiwa-peristiwa seperti Depresi Besar dapat terulang lagi. Bagi banyak ekonom, Masalah kebijakan Pemerintah yang aktif adalah jelas dan sederhana. Resesi merupakan periode pengangguran tinggi, pendapatan rendah, dan peningkatan tekanan ekonomi.
               Ekonom lain bersifat kritis terhadap upaya pemerintah dalam menstabilkan perekonomian. Mereka berpendapat bahwa Pemerintah seharusnya melakukan pendekatan lepas tangan terhadap kebijakan makroekonomi. Para kritikus ini meminta Pemerintah tidak menggunakan kebijakan fiskal dan moneter untuk stabiliasi ekonomi.

A.  Lambannya Implementasi dan Dampak Kebijakan
Stabilisasi ekonomi akan mudah jika dampak kebijakan bersifat langsung. Para ekonom membedakanantara dua kelambanan dalam pelaksanaan kebijakan stabilisasi tersebut yaitu kelambanan dalam dan kelambanan luar. Kelambanan dalam adalah waktu antara guncangan terhadap perekonoian dan tindakan kebijakan dalam menghadapinya. Kelambanan ini muncul karena para pembuat kebijakan membutuhkan waktu untuk menyadari bahwa sebuah guncangan telah terjadi dan kemudian engeluarkan kebijakan yang tepat. Kelambanan luar adalah waktu antara tindakan kebijakan dan pengaruhnya terhadap perekonomian. Kelambanan ini muncul karena kebijakan yang dibuat tidak segera mempengaruhi pengeluaran, pendapatan, dan kesempatan kerja.
B.     Sulitnya Melakukan Peramalan Ekonomi
Salah satu cara yang digunakan oleh peramal ekonomi adalah dengan melihat indikator utama. Indikaor utama adalah data seri yang biasanya terus berfluktuasi dari suatu perekonomian. Penurunan yang besar dalam suatu indikator utama menandai terjadinya resesi.
Cara lain yang digunakan para peramal ekonomi adalah dengan model makroekonometrik, yang telah dikembangkan oleh lembaga-lembaga pemerintah dan persahaan-perusahaan swasta untuk peramalan dan analisis kebijakan . Model komputer skala besar ini dibentuk oleh banyak persamaan, yang masing-masing menunjukkan bagian dari perekonomian. Setelah membuat asumi tentang jalur variabel eksogen, kebijakan moneter, seperti kebijakan fiskal, dan harga minyak, model ini menghasilkan prediksi tentang kesempatan kerja, inflasi, dan variabel-variabel endogen lain. Keabsahan predikski ini hanya sebaik modelnya dan asumsipara peramal tentang variabel-variabel eksogen.

C.     Ketidaktahuan, Ekspektasi, dan Kritik Lucas
Ekspektasi memainkan peran penting dalam perekonomian karena mempengaruhi semua bentuk perilaku ekonomi.Ekspektasi ini bergantung pada banyak hal, termasuk kebijakan ekonomi yang sedang dijalankan Pemerintah.
Kritik Lucas muncul dalam analisis tentang disinflasi. Biaya menurunkan inflasi seringkali diukur dengan rasio pengorbanan yang merupakan jumlah perentase GDPyang harus dikorbankan untuk menurunkan inflasi sebesar  1%.
Kritik Lucas memberi 2 alasan. Alasan yang lebih sempit adalah bahwa para ekonom yang mengevaluasi kebijaka kebijakan alternatif perlu mempertimbangkan bagaimana kebijakan mempengaruhi ekspektasi dan perilaku. Alasan yang lebih luas adalah bahwa evaluasi kebijakan jauh lebih sulit, sehingga para ekonom yang terlibat dalam tugas ini seharusnya merasa yakin untuk menunjukkan kerendahan hati yang dibutuhkan.

14-2. Apakah Kebijakan Seharusnya Dijalankan Menurut Aturan atau Kebijaksanaan?
               Kebijakan bisa dijalankan menurut aturan baik bersifat aktif maupu pasif. Misalnya, aturan kebijakan pasif bisa mensesifikasi pertumbuhan mapandalam jumlah uang beredar sebesar 3%/tahun. Aturan kebijakan aktif bisa menspesifikasi bahwa
Pertumbuhan Uang = 3% + (Tingkat Pengangguran – 6%)
               Menurut aturan ini, jumlah uang bereda tumbuh sebesar 3% jika tingkat pengangguran adalah 6%, tetapi untuk setiap persentase yang melebihi tingkat pengangguran 6%, ertumbuhan uang menngkat sebesar angka persentase tambahan itu. aturan ini berusaha menstabilisasi perekonomian dengan meningkatan pertumbuhan uang ketika perekonomian mengalami resesi.
A.  Ketidakpercayaan terhadap Para Pembuat Kebijakan dan Proses Politik.
          Inkompetensi dalam kebijakan ekonomi muncul karena  beberapa alasan. Sebagian ekonom memandang proes politik sebagai tak menentu, barangkali karena proses plitik yang mencerminkan pergeseran kekuasaan dari kelompok-kelompok yang mempunyai kepentingan khusus.
          Oportunitisme dalam kebijakan ekonomi muncul ketika tujuan-tujuan dari pembuat kebijakan bertentangan dengan kesejahteraan masyarakat.
          Ketidakpercayaan terhadap proses politik menyebabkan sebagian ekonom menganjurkan untuk menematkan kebijakan ekonomi di luar realitas politik. Sebagian menawarkan amandemen konstitusi, seperti amandemen anggaran berimbang, yang akan menyatukan para pembuat undang-undang dan melindungi perekonomian dari inkompetensi dan oportunisme.
B.  Inkonsistensi Waktu dari Kebijakan Berdaarkan Kebijaksanaan (Descretionary Policy)
          Inkonsistensi waktu dari kebijakan dalam beberapa situasi, para pembuat kebijakan mungkin ingin mengumumkan kebijakan yang akan mereka jalankan untuk mempengaruhi ekspektasi para pengambil keputusan pribadi. Namun kemudian, setelah para pengambil keputusan pribadi bertindak berdasarkan ekspektasi mereka, para pembuat kebijakan ini bisa tergoda untuk melanggar pengumuman yang mereka buat. Dalam situasi ini, agar pengumuman kebijakan tersebut bisa dipercaya, para pembuat kebijakan akan membuat komitmen atas aturan kebijakan baku.
              Inkonsistensi waktu dari kebijakan seringkai muncul dalam kondisi berikut
1.    Untuk mendorong investasi
2.    Untuk mendorong riset
3.    Untuk mendorong supaya bekerja keras

C.  Aturan Kebijakan Moneter
          Kelompok monetaaris percaya bahwa fluktuasi jumlah uang beredar bertanggung jawab terhadap fluktuasi terbesar dalam perekonomian. Mereka berpendapat bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar yang lebih lambat dan mapan akan menghasilkan output, kesempata kerja, dan harga stabil.
          Sebagian besar ekonom percaya bahwa aturan kebijakan perlu membiarkan jumlah uang beredar disesuaikan dengan berdasarkan guncangan pada perekonomian. Aturan kebijakan kedua yang secara luas dianjurkan para ekonom adalah penerapan sasaran GDP nominal. Aturan kebijakan ketiga yang sering dianjurkan adalah penetapan sasaran inflasi.

14-3. Kesimpulan Membuat Kebijakan di Dunia yang Tidak Pasti
               Tidak ada kasus yang sederhana dan memaksa untuk pandangan kebijakan makroekonomi tertentu. Dalam kondisi apapun, para ekonom memainkan peran penting dalam pemusatan kebijakan ekonomi. Karena perekonomian adalah kompleks, maka peran ini sering kali sulit, namun peran ini juga tidak dapat dihindarkan,
               Peran ekonom dalam proses pembuatan keputusan lebih dari sekedar memberi saran kepada para pembuat kebijakan. Bahkan ekonom yang hidup menyendiri dalam dunia akademi mempengaruhi kebijakan secara tidak langsung melalui penelitian dan tulisan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar