Senin, 05 Juni 2017

PERKEMBANGAN TEORI SIKLUS BISNIS



PERKEMBANGAN TEORI SIKLUS BISNIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Makroekonomika Pengantar Semester IV
Pengampu M.Wahyudin, Prof.Dr.









Oleh:


Kelompok VII
1.      Astuti Widyaningsih               (B100150019)
2.      Dyah Retno W                        (B100150034)
3.      Novela Sari A S                      (B100150327)
4.      Hindun Tri A                          (B100150346)
5.      Sonny Tri P                             (B100150348)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017



BAB 19
PERKEMBANGAN TEORI SIKLUS BISNIS

19-1 Teori Siklus Bisnis Rill
·         Ilmu Ekonomi Robinson Crusoe
Dalam hal ini "fluktuasi dalam output, kesempatan kerja, konsumsi, investasi, dan produktivitas adalah tanggapan alamiah serta diinginkan dari individu atas perubahan-perubahan yang tidak dapat dihindari pada lingkungannya. Dalam perekonomian Crusoe, fluktuasi tidak berkaitan dengan kebijakan moneter, harga yang kakai, atau betuk kegagalan pasar apapun.
Menurut teori siklus bisnis rill, fluktuasi dalam perekonomian kita banyak kesamaannya dengan perekonomian Robinson. Guncangan terhadap kemampuan kita untuk memproduksi barang dan jasa mengubah tingkat output dan kesempatan kerja alamiah. Guncangan ini tidak diinginkan, tetapi tak dapat dihindari. Begitu guncangan terjadi, GDP, kesempatan kerja dan variabel-variabel makroekonomi lainnya akan berfluktuasi.
·         Interpretasi Pasar Tenaga Kerja
Teori siklus bisnis rill menerangkan gagasan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan selama periode tertentu bergantung pada insentif yang diterima para pekerja, seperti halnya. Ketika para pekerja dihargai dengan baik, mereka akan bekerja lebih lama, bila penghargaan atas hasil kerja kurang, mereka akan sengaja membuang-buang waktu. Keinginan untuk merealokasi jam kerja disebut substitusi tenang kerja antarwaktu.
Menurut teori siklus bisnis rill, seluruh pekerja melaksanakan analisis biaya manfaat ini ketika memutuskan apakah mereka akan bekerja atas menikmati waktu senggang. Jika upah secara temporer tinggi atau jika tingkat bunga tinggi, itu adalah waktu yang baik untuk bekerja. Jika upah secara temporer rendah atau jika tingkat bunga rendah, itu adalah waktu yang baik untuk menikmati waktu senggang.
Teori siklus bisnis rill menggunakan substitusi tenang kerja antarwaktu untuk menjelaskan mengapa kesempatan kerja dan output berfluktuasi. Guncangan terhadap perekonomian yang menyebabkan tingkat bunga naik atau upah secara temporer meningkatkan menyebabkan orang ingin bekerja lebih lama. Meningkatnya semangat kerja meningkatkan kesempatan kerja dan produksi.

·         Pentingnya Guncangan Teknologi
Dalam teori siklus bisnis rill, variabel yang analog adalah teknologi, yang menentukan kemampuan kita mengubah input (modal dan tenaga kerja) menjadi output (barang dan jasa). Teori itu mengasumsikan bahwa perekonomian kita mengalami fluktuasi teknologi dan bahwa fluktuasi dalam teknologi ini menyebabkan fluktuasi dalam output dan kesempatan kerja. Ketika teknologi produksi berkembang, perekonomian memproduksi lebih banyak output, dan upah rill naik. Karena substitusi tenang kerja antarwaktu, kemajuan teknologi juga mengarah ke kesempatan kerja yang lebih besar. Teori siklus bisnis rill sering menjelaskan resesi sebagai periode "kemunduran teknologi". Menurut model ini, output dan kesempatan kerja turun selama resesi karena teknologi produksi menurun, yanh mempengaruhi output dan insentif untuk bekerja.
·         Netralitas Uang
Seperti halnya uang yang tidak memiliki peran dalam perekonomian Crusoe, teori siklus bisnis rill mengasumsikan bahwa uang dalam perekonomian kita adalah netral, bahkan dalam jangka pendek. Yaitu, kebijakan moneter diasumsikan tidak mempengaruhi variabel-variabel rill seperti output dan kesempatan kerja. Netralitas Uang tidak sekedar nama, tapi juga memerupakan asumsi yang paling radikal dari teori itu.
·         Fleksibilitas Upah dan Harga
Teori siklus bisnis rill mengasumsikan bahwa upah dan harga disesuaikan dengan cepat untuk "membersihkan pasar", seperti Crusoe selalu mencapai tingkat GDP optimalnya tanpa rintangan dari ketidaksempurnaan pasar.

19-2 Ilmu Ekonomi Keynesian Baru
Banyak ekonom bersikap skeptis terhadap siklus bisnis riil dan percaya bahwa fluktuasi jangka pendek dalam output dan kesempatan kerja menujukkan devisiasi dari tingkat alamiah perekonomian.
Apa kekuatan harga itu ? riset keynesian baru berusaha menjawab pertanyaan ini dengan mengkaji ilmu makroekonomi di belakang penyesuaian harga jangka pendek. Oleh karena itu riset tersebut berupaya meletakkan teori fluktuasi jangka pendek tradisional pada fondasi teoritis yang lebih tegas.
·         Kecilnya biaya menu dan eksternalitas permintaan agregat
Alasan mengapa harga tidak langsung menyesuaikan diri dalam jangka pendek adalah adanya biaya penyesuaian hrga. Untuk mengubah harganya, sebuah perusahaan erlu mengirim katalog kepada pelanggan, membagikan daftar harga baru kepada staf penjualannya. Biaya penyesuaian harga ini yang disebut biaya menu (menu costs) membuat perusahaan menyesuaikan harga secara periodik bukan secara berkesinambungan. Menurut pandangan hipotesis biaya menu, untuk memahami mengapa harga disesuaikan dengan lambat, kita harus tahu bahwa ada eksternalitas atas penyesuaian harga, dalam eksternalitas permintaan agregat biaya menu yang kecil dapat membuat harga bersifat kaku dan kekuatan ini dapat memiliki biaya yang besar bagi masyarakat. Jadi harga yang kaku mungkin optimal bagi mereka yang menetapkan harga, meskipun harga yang kaku tidak diharapkan dalam perekonomian secara umum.

·         Resesi sebagai kegagalan koordinasi
Resesi disebabkan oleh kegagalan koordinasi. Pada saat resesi, output rendah, para pekerja menganggur, dan pabrik tutup. Untuk membayangkan alokasi sumberdaya dimana setiap orang merasa lebih baik misalnya output dan kesempatan kerja yang tinggi pada tahun 1920-an jelas lebih disukai daripada output dan kesempatan kerja yang tinggi pada tahun 1930-an. Jika masyarakat gagal mencapai hasil yang wajar dan yang disukai setiap orang, maka anggota masyarakat gagal melakukan koordinasi. Masalah koordinasi bisa muncul dalam penetapan upah dan harga karena mereka yang menemukan upah dan harga harus mengantisipasi tindakan para penentu upah dan harga lainnya.

·         Pengejutan upah dan harga
Tidak semua orang menetapkan upah dan harga baru pada saat yang sama. Jadi, penyesuaian upah dan harga diseluruh perekonomian dikejutkan. Pengejutan (staggering) memperlambat proses koordinasi dan penyesuian harga. Biasanya pengejutan membuat seluruh tingkat upah dan harga disesuaikan secara berangsur-angsur bahkan ketika upah dan harga individual sering berubah. Pengejutan juga mempengaruh penetapan upah, perhatikanlah misalnya bagaimana penurunan dalam jumlah uang beredar terjadi dalam erekonomian, jumlah uang yang beredar yang lebih kecil menurunkan permintaan agregat yang selanjutnya membutuhkan penurunan proposional dalam upah nominal untuk mempertahankan kesempatan kerja. Settiap pekerja mungkin ingin mengambil upah nominal yang lebih rendah jika seluruh upah turun secara proposional, tetapi setiap pekerja enggan menjadi yang pertama untuk menerima pemotongan gaji, karena mengetahui bahwa ini berarti, setidaknya untuk sementara, penurunan upah relatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar