Senin, 05 Juni 2017

KONSUMSI



KONSUMSI


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Makroekonomika Pengantar Semester IV
Pengampu M.Wahyudin, Prof.Dr.






Oleh:

Kelompok VII
1.      Astuti Widyaningsih               (B100150019)
2.      Dyah Retno W                        (B100150034)
3.      Novela Sari A S                      (B100150327)
4.      Hindun Tri A                         (B100150346)
5.      Sonny Tri P                             (B100150348)




PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

BAB 16
 KONSUMSI

            Keputusan konsumsi sangat penting untuk analisis jangka panjang karena peranannya alam pertumbuhan ekonomi. Keputusan ekonomi sangat penting untuk analisis jangka pendek karena peranannya dalam menentukan permintaan agregat. Konsumsi adalah 2/3 dari GDP, sehingga luktuasi dalam konsumsi adalah elemen penting dari booming dan resesi ekonomi.
16-1 John Maynard
A.  Dugaan Keynes
Pertama dan terpenting, Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marjinal ,jumlah yang dikonsumsi dari setiap dollar tambahan adalah antara nol dan satu.
Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendaoaan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata, turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adlah kemewahan, sehingga ia berhara orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapata nmereka ketimbang si miskin.
Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peran penting.
Berdasarkan 3 dugaan ini, fungsi konsumsi Keynes sering ditulis sebagai
C = C+cY,      C>0,    0<c<1
Dimana C adalah konsumsi, Y adalah pendapatan disposabel, C adalah konstanta dan C adalah kecenderungan konsumsi marjinal.
Fungsi konsumsi ini memenuhi alasan pertama Keynes karena kecenderungan konsumsi marjinal c adalah antara nol dan satu, sehingga pendapatan yang lebih tingg menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi dan juga tabungan yang lebih tinggi. Fungsi konsumsi ini memenuhi alasan kedua Keynes karena kecenderungan mengkonsumsi rata-rata APC adalah:
APC=C/Y=C/Y+c
Ketika Y meningkat, C/Y turun. Dan begitu pula kecenderungan mengkonsumsi rata-rata C/Y turun. Dan akhirnya, fungsi konsumsi ini memenui alasan ketiga Keynes karena tingkat bunga tidak diasukkan dalam persamaan ini sebagai determinan konsumen.
B.     Keberhasilan Empiris Awal
Fungsi konsumsi Keynes adalah pendekatan yang baik tentang bagaimana konsumen berperilaku. Parapeneliti mensurvey rumah tangga dan mengumpulkan data tentang konsumsi dan pendapatan. Mereka menemukan bahwa rumah tangga dengan pendapatan yang lebih tinggi mengkonsumsi lebih banyak, yang menegaskan bahwa kecenderungan mengonsumsi marjinal lebih besar dari nol. Mereka juga menemukan bahwa rumah tangga dengan pendapatan lebih tinggi menabung lebih banyak, yang menegaskan bahwa kecenderungan mengkonsumsi marjinal kurang dari satu. Para peneliti juga menemukan bahwa rumah tangga dengan pendapatan lebih tinggi menyimpan sebagian dari pendapatan mereka dalam proporsi yang lebih besar, yang menegaskan bahwa kecenderungan mengkonsumsi rata-rata turun ketika pendapatan menigkat. Jadi, data ini memperjelas dugaan Keynes tentang kecenderungan mengkonsumsi marjinal dan rata-rata.

C.     Stagnasi Sekuler, Simon Kuznets, dan Teka-Teki Konsumsi
Anomali pertama muncul setelah beberapa ekonom membuat prediksi yang mengerikan dan keliru. Berdasarkan fungsi konsumsi Keynesian, para ekonom ini beralasan bahwa bila pendapatan dalam perekonomian tumbuh sepanjang waktu, rumah tangga akan mengkonsjumsi bagian yang semakin kecil dari pendapatan mereka. Dugaan Keynes bahwa kecenderungan mengkonsumsi rata-rata akan turun ketika pendapatan naik tidak terjadi.
Anomali kedua muncul ketika Simon Kuznets membangun data agregat konsumsi dan pendapatanyang baru dari tahun 1969. Ia menemukan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan cenderung stabil dari dekade ke dekade, meskipun terdapat kenaikan yang besar dalam pendapatan selama periode yang ia pelajari. Sekai lagi, dugaan Keynes bahwa kecenderungan mengkonumsi rata-rata akan turun ketika pendapatan naik tidak terjadi.
Kegagalan hipotesis stagnasi sekuler dan temuan khusus Kuznets menunjukkan bahwa kecenderungan mengkonsumsi rata-rata hampir konstan selama periode waktu yang panjang.
16-2. Irving Fisher dan Pilihan Antar waktu
Ekonom Irving Fisher mengembangkan model yang digunakan para ekonom untuk menganalisis bagaimana konsumen yang berpandangan ke depan dan rasional membuat pilihan antarwaktu yaitu, pilihan yang meliputi periode waktu yang berbeda. Model Fisher menghilangkan hambatan-hambatan  yang dihadapi konsumen, preferensi yang mereka miliki, dan bagaimana hambatan-hambatan serta preferensi ini bersama-sama menentukan pilihan mereka terhadap konsumsi dan tabungan.
A.  Batas Anggaran Antarwaktu
Pendapatan konsumen dalam dua peiode membatasi konsumsi dalam dua periode ini. Dalam periode pertama, tabungan sama dengan pendapatan dikurangi konsumsi, yaitu:
S=Y1-C1,
Dimana S adalah tabungan. Dalam periode kedua, konsumsi sama dengan akumulasi tabungan, termasuk bunga tabungan, ditambah pendapatan periode kedua, yaitu:
C2=(1+r)S+Y2,
Dimana r adalah tingkat bunga riil. Variabel S dapat menunjukkan tabungan atau pinjaman dan persamaan ini berlaku dalam kedua kasus. Jika konsumsi periode pertama kurang dari pendapatan periode pertama, berarti konsumen menabung, dan S lebih besar dari nol. Jika konsumsi periode pertama melebihi pendapatan periode pertama, konsumen meminjam dan S kurang dari nol.
Untuk menderivasi batas anggaran konsumsi, kombinasikanlah dua persamaan di atas. Ganti pesamaan pertama untuk S ke dalam persamaan kedua untuk mendapatkan
C2=(1+r)(Y1-C1)+Y2,
Untuk membuat pesamaan tersebut lebih mudah diinterprestasi, kita harus mengubah posisinya. Untuk menyatukan seluruh simbol konsumsi, kita geser
(1+r)C1+C2=(1+r)Y1+Y2,
Bagi kedua sisi dengan 1+r utuk mendapatkan
C1+C2/1+r = Y1+Y2/1+r
Persamaan ini menghubungkan konsumsi selama dua periode dengan pendapatan dalam dua periode. Persamaan itu adalah cara standar untuk menujukkan batasan anggaran antarwaktu konsumen.
Faktor 1/(1+r) adalah harga konsumsi periode dedua yang diukur dalam bentuk konsumsi periode pertama, faktor itu adalah jumlah konsumsi periode pertama yang harus konsumen jalani untuk mendapatkan 1 unit konsumsi periode kedua.

B.  Preferensi Konsumen
          Preferensi konsumen yang terkait dengan konsumsi dalam dua periode bisa ditambilkan oleh kurva indiferens (indiference curves). Kurva indiferens menunjukkan kombinasi konsumsi periode pertama dan periode kedua yang membuat konsumen tetap merasa senang.
Kemiringan dari setiap kurva indiferens menunjukkan berapa banyak konsumsi periode kedua yang dibutuhkan konsumen butuhkan untuk dikompensasikan bagi 1 unit penurunan dalam konsumsi periode pertama. Kemiringan ini adalah tingkat subtitusi marjinal antara konsumsi periode pertama dan konsumisi periode kedua. Kemiringan itu menyatakan tingkat dimana konsumen bersedia mengganti konsumsi periode kedua dengan konsumsi periode pertama.
C.  Optimisasi
Setelah membahas batas anggaran dan preferensi konsumen, kita dapat mempertimbangkan keputusan tentang berapa banyak akan mengkonsumsi. Titik dimana kurva dan garis bersentuhan adalah titik O untuk titik “Optimum” merupakan kombinasi konsumsi terbaik dalam dua periode yang bisa didapatkan oleh konsumen.

D.  Bagaimana Perubahan dalam Pendapatan Mempengaruhi Konsumsi
Tanpa memperhatikan apakah kenaikan pendapatan terjadi dalam periode pertama atau periode kedua, konsumen menyebarkan kenaikan itu pada konsumsi dalam kedua periode. Perilaku ini kadang-kadang disebut consumption smoothing. Karena konsumen bisa meminjam dan memberi pinjaman antarperiode, penentuan waktu pendapatan adalah tidak relevan dengan jumlah yang dikonsumsi hari ini (kecuali, pendapatan masa depan didiskontokan dengan tingkat bunga).

E.   Bagaimana Perubahan dalam Tingkat Bunga Riil Mempengaruhi Konsumsi
Para ekonom membagi dampak darikenaikan tingkat bunga riil terhadap konsumsi menjadi dua:dampak pendapatan (income effect) dan dampak subtitusi (subtitution effect). Dampak pendapatan adalah perubahan konsumsi yang disebabkan oleh pergerakan ke kurva indiferens yang lebih tinggi. Karena konsumen adalah penabung bukan peminjam (seperti diyunjukkan oleh fakta bahwa konsumsi periode pertama lebih kecil dari pendapatan periode kedua), kenaikan tingkat bunga membuatnya merasa lebih baik (seperti ditunjukkan oleh pergerakan ke kurva indiferens yang lebih tinggi). Jika konsumsi dalam periode satu dan konsumen dalam periode dua merupakan barang normal, konsumen akan menyebarkan perbaikan kesejahteraan ini selama kedua periode. Dampak pendapatanini cebderung membuat konsumen menginginkan lebih banyak konsumsi dalam kedua periode. Dampak subtitusi adalah perubahan konsumen yang disebabkan oleh perubahan harga relatif konsumsi pada kedua periode tersebut.
Kesimpulannya bahwa kenaikan tingkat bunga riil meningkatkan konsumsi periode kedua. Namun kedua dampak itu memiliki pengaruh yang berlawanan terhadapkonsumsi periode pertama, sehingga kenaikan tingkat bunga dapat menurunkan atau meningkatkan konsumsi periode pertama. Jadi, tergantung pada ukuran relatif dampak pendapatan dan dampak subtitusi, peningkatan tingkat bunga dapat menstimulasi atau menekan tabungan.

F.   Batasan Peminjaman
Kemampuan untuk memunjam membuat konsumsi sekarang melebihi pendapatan sekarang,. Esensinya, ketika konsumen meminjam, ia mengkonsumsi sebagian dari pendapatan masa depannya hari ini. Ketidakmampuan meminjam mencegah konsumsi sekarang melebihi pendapatan sekarang. Batasan peminjaman bisa ditunjukkan sebagai
C1 < Y1
Pertidaksamaan ini menyatakan bahwa konsumsi dalam periode satu harus kurang dari atau sama dengan pendapatan dalam periode satu. Batas tambahan padakonsumsi ini disebut batas pinjaman (borrowing constrains) atau batas likuiditas.
Analisa batas pinjaman dapat disimpulkan bahwa ada dua fungsi konsumsi. Untuk beberapa kosumen, batas pinjaman ini tidak berlaku, dan konsumsi dalam kedua periode bergantung pada nilai sekarang dari pendapatan seumur hidup, Y1+[Y1I(1+r)]. Bagi konsumen lain, batasan pinjaman berlaku, dan fungsi konsumsi adalah C1=Y1 dan C2=Y2. Jadi, untuk konsumen yang akan meminjam tetapi tidak bisa, konsumsi hanya bergantung pada pendapatan sekarang.
16-3.  Franco Modigliani dan Hipotesis Daur-Hidup
A.    Hipotesis
Apakah motif untuk menabung ini berpengaruh pada fungsi konsumsi? Konsumen yang berharap hidup selama T tahun lagi memiliki kekayaan W, dan mengharapkan menghasilkan pendapatan Y sampai ia pensiun selama R tahun dari sekarang. Berapakah tingkat konsumsi yang akan dipilih konsumen tersebut jika ia ingin mempertahankan tingkat konsumsi yang merata selama
Sumber daya seumur hidup konsumen terdiri dari kekayaan awal W dan penghasilan seumur hidup R x Y. Untuk mempermudah, asumsikan tingkat bunga sebesar 0, jika tingkat bunga lebih besar dari 0, maka perlu memperhitungkan bunga tabungan). Konsumen bisa membagi sumberdaya seumur hidupnya diantara T tahun-tahun sisa hidupnya. Asumsikan bahwa ia ingin mencapai jalur konsumsi yang paling merata selama hidupnya. Karena itu, ia membagi total W + RY ini secara sama diantara T tahun dan setiap tahun mengkonsumsi.
C=(W+RY)/T
Tulis fungsi konsumsi seseorang sebagai
C= (1/T)W+(R/T)Y
B.     Implikasi
Model daur hidup juga membuat banyak prediksi lain. Yang paling penting,model ini memprediksi bahwa tabungan bervariasi selama kehidupan seeorang. Jika seseorang memulai kehidupan dewasanya tanpa kekayaan, ia akan mengakumulasi kekayaan selama masa-masa kerjanya dan mengurangi kekayaannya selama masa-masa pensiun.Menurut hipotesis daur hidup, karena orang-orang ingin meratakan konsumsi selama hidupnya, maka kaum muda yang sedang bekerja menabung, sedangkan kaum tua yang pensiun menghabiskan tabungan (disaving).
16-4 Milton Friedman dan Hipotesis Pendapatan Permanen
A.  Hipotesis
Friedman menyatakan bahwa kita memandang pendapatan sekarang Y ebagai jumlah daridua usur, pendapatan permanen Yp dan pendapatan transitoris Yt, yaitu:
Y = Yp + Yt
Pendapatan permanen adalah bagian pendapatan yang orang harapkan untuk terus bertahan dimasa depan. Pendapatan transitoris adalah bagian pendapatan yang tidak diharapkan untuk terus bertahan. Bedanya, pendapatan permanen adalah pendapatan rata-rata, sedangkan pendapatan transitoris adalah deviasi acak dari rata-rata terebut.
B.  Implikasi
Hipotesis pendapatan permanen memecahkan teka-teki konsumsi dengan menyatakan bahwa fungsi konsumsi Keynesian standar menggunakan variabel yang salah. Mnurut hipotesis pendapatan permanen, konsumen bergantung pada pendapatan permanen. Friedman berpendapat bahwa masalah kesalahan dalam variabel ini menjelaskan temuan yang kelihatannya kontraduktif.
Untuk melihat apakah hipotesis Friedman berpengaruh terhadap kecenderungan mengkonsumsi rata-rata. Bagi kedua sisi fungsi konsumsi dengan Y untuk mendapatkan
APC= C/Y = aTp/Y
Menurut hipotesis pendapatan permanen, kecenderungan mengkonsumsi rata-ratatergantung pada rasio pendapatan permanenn terhadap pendapatan sekarang. .Jadi, dalam deret-berkala yang panjang, orang seharusnya mengamati kecenderungan mengkonsumsi rata-rata yang konstan, sebagaimana ditemukan Kuznets.
16-5 Hipotesis Robert Hall dan Random Walk
A.    Hipotesis
Robert Hall menunjukkan bahwa jika hipotesis pendapatan permanen benar, dan jika konsmen mempunyai ekspektasi rasional, maka perubahan-perubahan dalam konsumsi sepanjang waktu menjadi tidak dapat diprediksi. Bila perubahan perubahan dalam variabel tidak dapat diprediksi, variabel terebut dikatakan mengikuti jalan acak. Meurut Hall, kombinasi hipotesis pendapatan permanen dan ekspektasi rasional menunjukkan bahwa konsumsi mengikuti jalan acak.
B.     Implikasi
Pendekatan ekspektasi rasional atas konsumsi memiliki implikasi tidak hanya terhadap peramalan tetapi juga terhadap analisis kebijakan ekonomi. Jika konsumen mematuhi hipotesis pendapatan permanen dan memiliki ekspektasi rasional, maka hanya perubahan kebijakan yang tidak diharapkan yang akan mempengaruhi konsumsi. Perubahan kebijakan ini berpengaruh bila mereka mengubah ekspektasinya.
 Jadi, jika konsumsi memiliki ekspektasi rasional, para pembuat kebijakan mempengaruhi perekonomian tidak hanya melalui tindakannya, tetapi juga melalui ekspektasi publik terhadap tindakan-tindakan mereka. Namun demikian, ekspektasi tidak dapat diamati secara lagsung. Karena itu, seringkali sulit untuk mengetahui bagaimana dan kapan perubahan kebijakan fiskal mengubah permintaan agregat.

16-6. David Laibson dan Dukungan Gratifikasi Instan
Laibson menyatakan bahwa banyak konsumen menilai diri mereka sendiri sebagai pembuat keputusan yang tak sempurna. Dalam satu survey atas masyarakat AS, 76% menyatakan mereka tidak cukup menabung untuk masa pensiun. Dalam survey lainnya atas generasi baby-boom, para responden ditanyai tentang persentasi dari pendapatan yang mereka tabung, dan persentase yang seharusnya mereka tabung. Tabnungan lebih kecil sekitar 11 poin persentase. Menurut Laibson ketidaklayakan dalam menabung dihubungkan dengan fenomena lainnyayaitu dorongan gratifikasi instan.
A.    Kesimpulan
Keynes menyatakan bentuk fungsi konsumsi
Konsumsi = f (pendapatan sekarang)
Sedangkan studi terbaru menyatakan
Konsumi= f (Pendapatan sekarang, Kekayaan, Pendapatan masa depan yang diharapkan, Tingkat bunga)
Dengan kata lain, pendapatan sekarang hanya merupakan salah satu determinan dari konsumsi agregat.Peran penting konsumsi dalam evaluasi kebijakan adalah pasti untuk menjaga kepentingan konom dalam mempelajari perilaku konsumen selama tahun-tahun mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar