KEBIJAKAN STABILISASI
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Makroekonomika Pengantar Semester IV
Pengampu M.Wahyudin, Prof.Dr.
![Hasil gambar untuk logo Universitas muhammadiyah surakarta](https://oviefendi.files.wordpress.com/2011/12/logo-ums-baru.jpg)
Oleh:
Kelompok VII
1. Astuti Widyaningsih (B100150019)
3. Novela Sari A S (B100150327)
4. Hindun Tri A (B100150346)
5. Sonny Tri P (B100150348)
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
BAB 14
KEBIJAKAN STABILISASI
14-1.
Apakah Kebijakan Seharusnya Aktif atau Pasif?
Tidak
adanya peran aktif Pemerintah dalam perekonomian akan membuat
peristiwa-peristiwa seperti Depresi Besar dapat terulang lagi. Bagi banyak
ekonom, Masalah kebijakan Pemerintah yang aktif adalah jelas dan sederhana.
Resesi merupakan periode pengangguran tinggi, pendapatan rendah, dan
peningkatan tekanan ekonomi.
Ekonom
lain bersifat kritis terhadap upaya pemerintah dalam menstabilkan perekonomian.
Mereka berpendapat bahwa Pemerintah seharusnya melakukan pendekatan lepas
tangan terhadap kebijakan makroekonomi. Para kritikus ini meminta Pemerintah
tidak menggunakan kebijakan fiskal dan moneter untuk stabiliasi ekonomi.
A. Lambannya
Implementasi dan Dampak Kebijakan
Stabilisasi
ekonomi akan mudah jika dampak kebijakan bersifat langsung. Para ekonom
membedakanantara dua kelambanan dalam pelaksanaan kebijakan stabilisasi
tersebut yaitu kelambanan dalam dan kelambanan luar. Kelambanan dalam adalah
waktu antara guncangan terhadap perekonoian dan tindakan kebijakan dalam
menghadapinya. Kelambanan ini muncul karena para pembuat kebijakan membutuhkan
waktu untuk menyadari bahwa sebuah guncangan telah terjadi dan kemudian
engeluarkan kebijakan yang tepat. Kelambanan luar adalah waktu antara tindakan
kebijakan dan pengaruhnya terhadap perekonomian. Kelambanan ini muncul karena
kebijakan yang dibuat tidak segera mempengaruhi pengeluaran, pendapatan, dan
kesempatan kerja.
B. Sulitnya
Melakukan Peramalan Ekonomi
Salah
satu cara yang digunakan oleh peramal ekonomi adalah dengan melihat indikator
utama. Indikaor utama adalah data seri yang biasanya terus berfluktuasi dari
suatu perekonomian. Penurunan yang besar dalam suatu indikator utama menandai
terjadinya resesi.
Cara
lain yang digunakan para peramal ekonomi adalah dengan model makroekonometrik,
yang telah dikembangkan oleh lembaga-lembaga pemerintah dan
persahaan-perusahaan swasta untuk peramalan dan analisis kebijakan . Model
komputer skala besar ini dibentuk oleh banyak persamaan, yang masing-masing
menunjukkan bagian dari perekonomian. Setelah membuat asumi tentang jalur
variabel eksogen, kebijakan moneter, seperti kebijakan fiskal, dan harga
minyak, model ini menghasilkan prediksi tentang kesempatan kerja, inflasi, dan
variabel-variabel endogen lain. Keabsahan predikski ini hanya sebaik modelnya
dan asumsipara peramal tentang variabel-variabel eksogen.
C. Ketidaktahuan,
Ekspektasi, dan Kritik Lucas
Ekspektasi
memainkan peran penting dalam perekonomian karena mempengaruhi semua bentuk
perilaku ekonomi.Ekspektasi ini bergantung pada banyak hal, termasuk kebijakan
ekonomi yang sedang dijalankan Pemerintah.
Kritik
Lucas muncul dalam analisis tentang disinflasi. Biaya menurunkan inflasi
seringkali diukur dengan rasio pengorbanan yang merupakan jumlah perentase
GDPyang harus dikorbankan untuk menurunkan inflasi sebesar 1%.
Kritik
Lucas memberi 2 alasan. Alasan yang lebih sempit adalah bahwa para ekonom yang
mengevaluasi kebijaka kebijakan alternatif perlu mempertimbangkan bagaimana
kebijakan mempengaruhi ekspektasi dan perilaku. Alasan yang lebih luas adalah
bahwa evaluasi kebijakan jauh lebih sulit, sehingga para ekonom yang terlibat
dalam tugas ini seharusnya merasa yakin untuk menunjukkan kerendahan hati yang
dibutuhkan.
14-2.
Apakah Kebijakan Seharusnya Dijalankan Menurut Aturan atau Kebijaksanaan?
Kebijakan bisa dijalankan menurut
aturan baik bersifat aktif maupu pasif. Misalnya, aturan kebijakan pasif bisa
mensesifikasi pertumbuhan mapandalam jumlah uang beredar sebesar 3%/tahun.
Aturan kebijakan aktif bisa menspesifikasi bahwa
Pertumbuhan
Uang = 3% + (Tingkat Pengangguran – 6%)
Menurut
aturan ini, jumlah uang bereda tumbuh sebesar 3% jika tingkat pengangguran
adalah 6%, tetapi untuk setiap persentase yang melebihi tingkat pengangguran
6%, ertumbuhan uang menngkat sebesar angka persentase tambahan itu. aturan ini
berusaha menstabilisasi perekonomian dengan meningkatan pertumbuhan uang ketika
perekonomian mengalami resesi.
A. Ketidakpercayaan
terhadap Para Pembuat Kebijakan dan Proses Politik.
Inkompetensi dalam kebijakan ekonomi
muncul karena beberapa alasan. Sebagian
ekonom memandang proes politik sebagai tak menentu, barangkali karena proses
plitik yang mencerminkan pergeseran kekuasaan dari kelompok-kelompok yang
mempunyai kepentingan khusus.
Oportunitisme dalam kebijakan ekonomi
muncul ketika tujuan-tujuan dari pembuat kebijakan bertentangan dengan
kesejahteraan masyarakat.
Ketidakpercayaan terhadap proses
politik menyebabkan sebagian ekonom menganjurkan untuk menematkan kebijakan
ekonomi di luar realitas politik. Sebagian menawarkan amandemen konstitusi,
seperti amandemen anggaran berimbang, yang akan menyatukan para pembuat
undang-undang dan melindungi perekonomian dari inkompetensi dan oportunisme.
B. Inkonsistensi
Waktu dari Kebijakan Berdaarkan Kebijaksanaan (Descretionary Policy)
Inkonsistensi waktu dari kebijakan dalam
beberapa situasi, para pembuat kebijakan mungkin ingin mengumumkan kebijakan
yang akan mereka jalankan untuk mempengaruhi ekspektasi para pengambil
keputusan pribadi. Namun kemudian, setelah para pengambil keputusan pribadi
bertindak berdasarkan ekspektasi mereka, para pembuat kebijakan ini bisa
tergoda untuk melanggar pengumuman yang mereka buat. Dalam situasi ini, agar pengumuman
kebijakan tersebut bisa dipercaya, para pembuat kebijakan akan membuat komitmen
atas aturan kebijakan baku.
Inkonsistensi waktu dari kebijakan seringkai muncul
dalam kondisi berikut
1. Untuk
mendorong investasi
2. Untuk
mendorong riset
3. Untuk
mendorong supaya bekerja keras
C. Aturan
Kebijakan Moneter
Kelompok monetaaris percaya bahwa
fluktuasi jumlah uang beredar bertanggung jawab terhadap fluktuasi terbesar
dalam perekonomian. Mereka berpendapat bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar
yang lebih lambat dan mapan akan menghasilkan output, kesempata kerja, dan
harga stabil.
Sebagian besar ekonom percaya bahwa
aturan kebijakan perlu membiarkan jumlah uang beredar disesuaikan dengan
berdasarkan guncangan pada perekonomian. Aturan kebijakan kedua yang secara luas
dianjurkan para ekonom adalah penerapan sasaran GDP nominal. Aturan kebijakan
ketiga yang sering dianjurkan adalah penetapan sasaran inflasi.
14-3.
Kesimpulan Membuat Kebijakan di Dunia yang Tidak Pasti
Tidak
ada kasus yang sederhana dan memaksa untuk pandangan kebijakan makroekonomi
tertentu. Dalam kondisi apapun, para ekonom memainkan peran penting dalam
pemusatan kebijakan ekonomi. Karena perekonomian adalah kompleks, maka peran
ini sering kali sulit, namun peran ini juga tidak dapat dihindarkan,
Peran
ekonom dalam proses pembuatan keputusan lebih dari sekedar memberi saran kepada
para pembuat kebijakan. Bahkan ekonom yang hidup menyendiri dalam dunia akademi
mempengaruhi kebijakan secara tidak langsung melalui penelitian dan tulisan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar