UTANG
PEMERINTAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Makroekonomika Pengantar Semester IV
Pengampu M.Wahyudin, Prof.Dr.
![Hasil gambar untuk logo Universitas muhammadiyah surakarta](https://oviefendi.files.wordpress.com/2011/12/logo-ums-baru.jpg)
Oleh:
Kelompok VII
1. Astuti Widyaningsih (B100150019)
2. Dyah Retno W (B100150034)
3. Novela Sari A S (B100150327)
4. Hindun Tri A (B100150346)
5. Sonny Tri P (B100150348)
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
UTANG PEMERINTAH
Bila pemerintah lebih banyak
melakukan pengeluaran daripada mengumpulkan dana melalui pajak, pemerintah akan
meminjam dari sector swasta untuk mendanai defisit anggaran. Akumulasi pinjaman
tersebut disebut utang pemerintah. Perdebatan tentang jumlah utang pemerintah
yang tepat di AS sana tuanya dengan usia negara itu sendiri. Alexsender
Hamilton percaya bahwa “utang nasional, jika tidak berlebihan, akan
menguntungkan kita semua,” sedangkan Jemes Madison berpendapat bahwa “utang
publik adalah kutukan”. Memang lokasi modal nasional dipilih sebagai bagian
dari perjanjian dimana pemerintah federal menanggung utang Perang Revolusi dari
negara-negara bagian.
1.
Besarnya Utang Pemerintah
Pada tahun 2001, utang pemerintah
federal AS adalah $3,2 triliun. Jika kita membagi angka ini dengan 276 juta,
yaitu jumlah penduduk AS, kita temukan bahwa bagian utang pemerintah untuk
setiap orang adalah $11.600.
Salah satu cara untuk menilai besarnya utang pemerintah
adalah membandingkannya dengan jumlah utang negara-negara lain.
Berapakah Utang Negara-Negara di
Dunia ?
Negara
|
Utang Pemerintah sebagai Persentase GDP
|
Jepang
|
119
|
Italia
|
108
|
Belgia
|
105
|
Kanada
|
101
|
Yunani
|
100
|
Denmark
|
67
|
Inggris
|
64
|
Amerika
Serikat
|
62
|
Perancis
|
58
|
Portugal
|
55
|
Irlandia
|
54
|
Spanyol
|
53
|
Finlandia
|
51
|
Swedia
|
49
|
Jerman
|
46
|
Austria
|
40
|
Belanda
|
27
|
Australia
|
26
|
Norwegia
|
24
|
Norwegia
dan Australia yang akumulasi utangnya relative kecil, Amerika Serikat berada di
tengah-tengah. Menurut standar internasional, pemerintah AS secara khusus tidak
hemat atau boros.
Menurut
sejarah, penyebab utama dari kenaikan utang pemerintah adalah perang. Rasio
utang GDP meningkat tajam selama perang dan turun dengan lambat selama masa
damai. Banyak ekonom berpendapat bahwa pola sejarah ini adalah cara yang tepat
untuk menjalankan kebijakan fikskal.
2.
Masalah Pengukuran
Defisit anggaran pemerintah sama dengan pengeluaran
pemerintah dikurangi penerimaan pemerintah, yang sama dengan jmlah utang baru
yang dibutuhkan pemerintah untuk mendanai operasinya. Definisi ini tampaknya
cukup sederhana, tetapi dalam kenyataannya perdebatan mengenai kebijakan fiskal
kadang-kadang mempersoalkan bagaimana deficit anggaran seharusnya diukur
A. Masalah Pengukuran 1: Inflasi
Pengukuran yang paling tidak kotroversional adalah koreksi
terhadap inflsi. Hampir seluruh ekonom sepakat bahwa utang pemerintah seharusnya
diukur dalam bentuk riil bukan nominal. Defisit yang diukur seharusnya sama
dengan perubahan utang riil pemerintah bukan perubahan utang nominal
Namun demikian, defisit anggaran yang biasa diukur tidak
mengoreksi inflasi. Contoh anggaplah utang pemerintah riil tidak berubah dengan
kata lain dalam bentuk riil anggaran adalah seimbang. Dalam kasus ini, utang
nominal harus naik pada tingkat inflasi yaitu DD/D=p, dimana p
adalah tingkat inflasi dan D adalah srok
utang pemerintah. Ini menunjukan bahwa DD = pD. Pemerintah akan
melihat perubahan utang nominal DD dan akan
melaporkan defisit anggaran sebesar pD. Jadi sebagian
ekonom percaya bahwa deefisit anggaran yang di laporkan berlebih sebesar pD.
B.
Masalah Pengukuran 2: Aset Modal
Banyak ekonom percaya bahwa penilaian paling
akurat atas defisit anggaran pemerintahan memerlukan perhitungan atas aset
pemerintahan serta kewajibannya. Kita harus megurangi aset pemerintah dari
utang pemerintah. Karena itu, defisit anggaran seharusnya diukur sebagai
perubahan utang dikurangi perubahan aset.
Prosedur anggaran yang memperhitungkan aset dan
kewajiban disebut penganggaran modal, karena memperhitungkan perubahan modal.
Kesulitan utama dalam penganggaran modal adalah sulit untuk memutuskan
pengeluaran pemerintah mana yang seharusnya dihitung sebagai pengeluaran modal.
C.
Masalah Pengukuran 3: Kewajiban yang Tidak
Dihitung
Sebagian ekonom berpendapat bahwa defisit
anggaran yang diukur adalah keliru karena mengabaikan beberapa kewajiban
pemerintah yang penting. Contohnya, pensiunan pegawai pemerintah. Pegawai
pemerintah memberikan jasanya kepada pemerintah saat ini, tapi bagian
kompensasi mereka dipotong untuk masa depan. Pada dasarnya, ,mereka memberikan
pinjaman kepada pemerintah. Manfaat pensium masa depan mereka menunjukan
kewajiban pemerintah tidak jauh berbeda dengan utang pemerintah. Namun
kewajiban ini tidak dimasukkan sebagai bagian dari utang pemerintah, dan
akumulasi kewajiban ini tidak dimasukkan sebagai bagian dari defisit anggaran.
D.
Masalah Pengukuran 4: Siklus Bisnis
Banyak perubahan dalam defisit anggaran
pemerintah terjadi secara otoomatis menanggapi perekonomian yang berfluktuasi.
Perubahan otomatis dalam defsit ini bukanlah kesalahan pengukuran, karena
pemerintah benar-benar meminjam lebih banyak ketika ressi menekan penerimaan
paja dan mendongkrak pengeluaran pemerintah. Namun perubahan ini benar-benar
membuat penggunaan defisit untuk memantau perubahan kebijakan fiskal semakin
sulit.
Untuk memecahkan masalah ini , pemerintah
menghitung defisit anggaran yang disesuaikan secara siklis atau defisit
anggaran kesempatan kerja penuh. Hal ini berguna karena mencerminkan perubahan pada kebijakan
tetapi bukan tahapan dari siklus bisnis saat ini.
3.
Pandangan Tradisional atas Utang Pemerintah
Pemotongan pajak yang didanai oleh utang
mendorong pengeluaran konsumen dan mengurangi tabungan nasional. Kenaikan dalam pengeluaran konsumen ini
menyebabkan permintaan agregat yang lebih besar dan pendapatan yang lebih
tinggi dalam jangka pendek, tapi hal ini juga menyebabkan persediaan modal yang
lebih kecil dan pendapatan yang lebih rendah dalam jangka panjang.
4.
Pandangan Ricardian atas Utang Pemerinta
Menurut pandangan
Ricardian, konsumen melihat ke depan dan karena itu, mendasarkan pengeluaran
mereka tidak hanya pada pendapatan sekarang, tetapi juga pendapatan masaa depan
yang mereka harapkan. Pandangam Ricardian atas utang pemerintah menerapkan
logika konsumen yang melihat ke depan untuk menganalisis dampak kebijakan
fiskal.
5.
Perspektif Lain tentang Utang Pemerintah
Menurut pandangan
tradisional, defisit angggaran pemerintah memperbesar permintaan agregat dan
mendorong output dalam jangka pendek tetapi meng-crowds out modal dan menekan
pertumbuhan perekonomian dalam jangka panjang. Menurut pandangan Ricardian,
defisit angggaran pemerintah tidak memiliki dampak lain, karena konsumen
memahami bahwa defisit anggaran hanya mencerminkan penundaan beban pajak.
a.
Anggaran Berimbang Vs Kebijakan Fiskal Optimal
Di AS, banyak konsumen
negara bagian yang menuntut pemerintahan negara bagian untuk menjalankan anggaran berimbang. Topik yang
sering menjadi perdebatan politik adalah apakah Konstitusi federal harus
menetapkan anggaran berimbang bagi pemerintah federal juga. Kebanyakan ekonom
menentang aturan ketat yang menuntut pemerintah untuk menyeimbangkan
anggarannya. Ada 3 alasan mengapa kebijakan fiskal opti,al, kadang menyebabkan
defisit atau surplus anggaran.
1. Stabilisasi Defisit atau surplus anggaran bisa membantu menstabilisasi perekonomian.
Pada dasarnya aturan anggaran berimbang akan menarik kembali kekuatan penstabil
otomatis dari sistem pajak dan transfer.
2. Tax Smoothing Defsit atau
surplus anggaran bisa digunakan untuk mengurangi distorsi insentif yang
disebabkan oleh sistem pajak. Tarif pajak yang tinggi menimbulkan biaya dalam
masyarakat dengen menekan aktivitas ekonomi. Karena disinsentif akan menjadi
sangat besar pada tarif pajak yang sangat tinggi, maka jumlah biaya sosial
pajak diminimalkan dengan mempertahankan
tarif pajak yang relatif stabil bukan membuatnya tinggi dalam beberapa tahun
dan rendah pada tahun lainnya.
3. Redistribusi
Intergenerasi Defsit anggaran bisa digunakan untuk menggeser
beban pajak dari generasi sekarang ke
generasu mendatang.
b.
Dampak Fiskal terhadap Kebijakan Moneter
Hubungan
antara utang pemerintah dengan kebijakan moneter ini, ada sedikit bukti bahwa
hubungan ini sangat penting di sebagian negara maju. Misalnya di AS, inflasi
menjadi tinggi pada tahun 1970-an, meskipun utang pemerintah relatif rendah
terhadap GDP. Para pembuat kebijakan moneter berhasil mengendalikan inflasi
pada awal tahun 1980-an. Ketika para pembuat kebijakan fiskal baru saja
menjalankan defisit anggaran yang besar dan meningkatkan utang pemerintah.
Jadi, meskipun kebijakan moneter bisa diarahkan oleh kebijakan fiskal dalam
beberapa situasi, seperti selama hiperinflasi klasik, namun situasi ini
tampaknya tidak normal di sebagian besar negara saat ini. Ada beberapa alasan,
Pertama kebanyakan pemerintah bisa mendanai defisit dengan menjual utang an tidak
perlu mengandalkan seigniorange. Kedua bank-bank sentral seringkali mempunyai
indenpendensi yang cukup untuk menahan tekanan politit atas kebijakan moneter
yang lebih ekspansif. Ketiga para pembuat kebijakan di seluruh bagian
pemerintah mengetahui bahwa inflasi merupakan jalan keluar yang buruk bagi
masalah fiskal.
c.
Utang dan Proses Politik
Kebijakan fiskal
tidak dibuat oleh malaikat, tetapi melalui proses politik yang tidak sempurna.
Sebagian ekonom mengkhawatirkan bahwa kemungkinan mendanai pengeluaran
pemerintah dengan berutang membuat seluruh proses politik menjadi buruk.
d.
Dimensi-dimensi Internaasional
Utang pemerintah
bisa mempengaruhi peran negara dalam perekonomian dunia. Ketika defsit anggaran
pemerintah menurunkan tabungan nasional, hal itu sering menyebabkan defsit
perdagangan yang disanai dengan meminjam dari mancanegara
e.
Hubungan anatar defsit anggaran dan defsit perangangan
ini menyebabkan dua dampak lanjutan atas utang pemerintah. Pertama, tingkat
utang pemerintah yang tinggi dapat meningkatkan resiko bahwa perekonomian akan
mengalami pelarian modal. Kedua, tingkat utang pemerintah yang tinggi yang
didanai oleh utang luar negri bisa menurunkan pengaruh politis negara tersebut
dlam percaturan global.
Daftar Pustaka
Mankiw N.Gregory, 2003, Teori Makroekonomi, Erlangga,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar