KONSUMSI
Makroekonomika Pengantar Semester IV
Pengampu M.Wahyudin, Prof.Dr.
Oleh:
Kelompok VII
1. Astuti Widyaningsih (B100150019)
2. Dyah Retno W (B100150034)
3. Novela Sari A S (B100150327)
4. Hindun Tri A (B100150346)
5. Sonny Tri P (B100150348)
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
BAB 16
KONSUMSI
Keputusan konsumsi sangat penting untuk analisis jangka
panjang karena peranannya alam pertumbuhan ekonomi. Keputusan ekonomi sangat
penting untuk analisis jangka pendek karena peranannya dalam menentukan
permintaan agregat. Konsumsi adalah 2/3 dari GDP, sehingga luktuasi dalam
konsumsi adalah elemen penting dari booming dan resesi ekonomi.
16-1
John Maynard
A. Dugaan
Keynes
Pertama
dan terpenting, Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marjinal ,jumlah
yang dikonsumsi dari setiap dollar tambahan adalah antara nol dan satu.
Kedua,
Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendaoaan, yang disebut
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata, turun ketika pendapatan naik. Ia percaya
bahwa tabungan adlah kemewahan, sehingga ia berhara orang kaya menabung dalam
proporsi yang lebih tinggi dari pendapata nmereka ketimbang si miskin.
Ketiga,
Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting
dan tingkat bunga tidak memiliki peran penting.
Berdasarkan
3 dugaan ini, fungsi konsumsi Keynes sering ditulis sebagai
C
= C+cY, C>0, 0<c<1
Dimana
C adalah konsumsi, Y adalah pendapatan disposabel, C adalah konstanta dan C
adalah kecenderungan konsumsi marjinal.
Fungsi
konsumsi ini memenuhi alasan pertama Keynes karena kecenderungan konsumsi
marjinal c adalah antara nol dan satu, sehingga pendapatan yang lebih tingg
menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi dan juga tabungan yang lebih tinggi.
Fungsi konsumsi ini memenuhi alasan kedua Keynes karena kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata APC adalah:
APC=C/Y=C/Y+c
Ketika
Y meningkat, C/Y turun. Dan begitu pula kecenderungan mengkonsumsi rata-rata
C/Y turun. Dan akhirnya, fungsi konsumsi ini memenui alasan ketiga Keynes
karena tingkat bunga tidak diasukkan dalam persamaan ini sebagai determinan
konsumen.
B. Keberhasilan
Empiris Awal
Fungsi
konsumsi Keynes adalah pendekatan yang baik tentang bagaimana konsumen
berperilaku. Parapeneliti mensurvey rumah tangga dan mengumpulkan data tentang
konsumsi dan pendapatan. Mereka menemukan bahwa rumah tangga dengan pendapatan
yang lebih tinggi mengkonsumsi lebih banyak, yang menegaskan bahwa
kecenderungan mengonsumsi marjinal lebih besar dari nol. Mereka juga menemukan
bahwa rumah tangga dengan pendapatan lebih tinggi menabung lebih banyak, yang
menegaskan bahwa kecenderungan mengkonsumsi marjinal kurang dari satu. Para
peneliti juga menemukan bahwa rumah tangga dengan pendapatan lebih tinggi
menyimpan sebagian dari pendapatan mereka dalam proporsi yang lebih besar, yang
menegaskan bahwa kecenderungan mengkonsumsi rata-rata turun ketika pendapatan menigkat.
Jadi, data ini memperjelas dugaan Keynes tentang kecenderungan mengkonsumsi
marjinal dan rata-rata.
C. Stagnasi
Sekuler, Simon Kuznets, dan Teka-Teki Konsumsi
Anomali
pertama muncul setelah beberapa ekonom membuat prediksi yang mengerikan dan
keliru. Berdasarkan fungsi konsumsi Keynesian, para ekonom ini beralasan bahwa
bila pendapatan dalam perekonomian tumbuh sepanjang waktu, rumah tangga akan
mengkonsjumsi bagian yang semakin kecil dari pendapatan mereka. Dugaan Keynes
bahwa kecenderungan mengkonsumsi rata-rata akan turun ketika pendapatan naik
tidak terjadi.
Anomali
kedua muncul ketika Simon Kuznets membangun data agregat konsumsi dan
pendapatanyang baru dari tahun 1969. Ia menemukan bahwa rasio konsumsi terhadap
pendapatan cenderung stabil dari dekade ke dekade, meskipun terdapat kenaikan
yang besar dalam pendapatan selama periode yang ia pelajari. Sekai lagi, dugaan
Keynes bahwa kecenderungan mengkonumsi rata-rata akan turun ketika pendapatan
naik tidak terjadi.
Kegagalan
hipotesis stagnasi sekuler dan temuan khusus Kuznets menunjukkan bahwa
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata hampir konstan selama periode waktu yang
panjang.
16-2.
Irving Fisher dan Pilihan Antar waktu
Ekonom
Irving Fisher mengembangkan model yang digunakan para ekonom untuk menganalisis
bagaimana konsumen yang berpandangan ke depan dan rasional membuat pilihan
antarwaktu yaitu, pilihan yang meliputi periode waktu yang berbeda. Model
Fisher menghilangkan hambatan-hambatan
yang dihadapi konsumen, preferensi yang mereka miliki, dan bagaimana
hambatan-hambatan serta preferensi ini bersama-sama menentukan pilihan mereka
terhadap konsumsi dan tabungan.
A. Batas
Anggaran Antarwaktu
Pendapatan
konsumen dalam dua peiode membatasi konsumsi dalam dua periode ini. Dalam
periode pertama, tabungan sama dengan pendapatan dikurangi konsumsi, yaitu:
S=Y1-C1,
Dimana
S adalah tabungan. Dalam periode kedua, konsumsi sama dengan akumulasi
tabungan, termasuk bunga tabungan, ditambah pendapatan periode kedua, yaitu:
C2=(1+r)S+Y2,
Dimana
r adalah tingkat bunga riil. Variabel S dapat menunjukkan tabungan atau
pinjaman dan persamaan ini berlaku dalam kedua kasus. Jika konsumsi periode
pertama kurang dari pendapatan periode pertama, berarti konsumen menabung, dan
S lebih besar dari nol. Jika konsumsi periode pertama melebihi pendapatan
periode pertama, konsumen meminjam dan S kurang dari nol.
Untuk
menderivasi batas anggaran konsumsi, kombinasikanlah dua persamaan di atas.
Ganti pesamaan pertama untuk S ke dalam persamaan kedua untuk mendapatkan
C2=(1+r)(Y1-C1)+Y2,
Untuk
membuat pesamaan tersebut lebih mudah diinterprestasi, kita harus mengubah
posisinya. Untuk menyatukan seluruh simbol konsumsi, kita geser
(1+r)C1+C2=(1+r)Y1+Y2,
Bagi
kedua sisi dengan 1+r utuk mendapatkan
C1+C2/1+r
= Y1+Y2/1+r
Persamaan
ini menghubungkan konsumsi selama dua periode dengan pendapatan dalam dua
periode. Persamaan itu adalah cara standar untuk menujukkan batasan anggaran
antarwaktu konsumen.
Faktor
1/(1+r) adalah harga konsumsi periode dedua yang diukur dalam bentuk konsumsi
periode pertama, faktor itu adalah jumlah konsumsi periode pertama yang harus
konsumen jalani untuk mendapatkan 1 unit konsumsi periode kedua.
B. Preferensi
Konsumen
Preferensi konsumen yang terkait
dengan konsumsi dalam dua periode bisa ditambilkan oleh kurva indiferens (indiference curves). Kurva indiferens
menunjukkan kombinasi konsumsi periode pertama dan periode kedua yang membuat
konsumen tetap merasa senang.
Kemiringan
dari setiap kurva indiferens menunjukkan berapa banyak konsumsi periode kedua
yang dibutuhkan konsumen butuhkan untuk dikompensasikan bagi 1 unit penurunan
dalam konsumsi periode pertama. Kemiringan ini adalah tingkat subtitusi
marjinal antara konsumsi periode pertama dan konsumisi periode kedua.
Kemiringan itu menyatakan tingkat dimana konsumen bersedia mengganti konsumsi
periode kedua dengan konsumsi periode pertama.
C. Optimisasi
Setelah
membahas batas anggaran dan preferensi konsumen, kita dapat mempertimbangkan
keputusan tentang berapa banyak akan mengkonsumsi. Titik dimana kurva dan garis
bersentuhan adalah titik O untuk titik “Optimum” merupakan kombinasi konsumsi
terbaik dalam dua periode yang bisa didapatkan oleh konsumen.
D. Bagaimana
Perubahan dalam Pendapatan Mempengaruhi Konsumsi
Tanpa
memperhatikan apakah kenaikan pendapatan terjadi dalam periode pertama atau
periode kedua, konsumen menyebarkan kenaikan itu pada konsumsi dalam kedua
periode. Perilaku ini kadang-kadang disebut consumption smoothing. Karena
konsumen bisa meminjam dan memberi pinjaman antarperiode, penentuan waktu
pendapatan adalah tidak relevan dengan jumlah yang dikonsumsi hari ini (kecuali,
pendapatan masa depan didiskontokan dengan tingkat bunga).
E. Bagaimana
Perubahan dalam Tingkat Bunga Riil Mempengaruhi Konsumsi
Para
ekonom membagi dampak darikenaikan tingkat bunga riil terhadap konsumsi menjadi
dua:dampak pendapatan (income effect)
dan dampak subtitusi (subtitution effect).
Dampak pendapatan adalah perubahan konsumsi yang disebabkan oleh pergerakan ke
kurva indiferens yang lebih tinggi. Karena konsumen adalah penabung bukan
peminjam (seperti diyunjukkan oleh fakta bahwa konsumsi periode pertama lebih
kecil dari pendapatan periode kedua), kenaikan tingkat bunga membuatnya merasa
lebih baik (seperti ditunjukkan oleh pergerakan ke kurva indiferens yang lebih
tinggi). Jika konsumsi dalam periode satu dan konsumen dalam periode dua
merupakan barang normal, konsumen akan menyebarkan perbaikan kesejahteraan ini
selama kedua periode. Dampak pendapatanini cebderung membuat konsumen
menginginkan lebih banyak konsumsi dalam kedua periode. Dampak subtitusi adalah
perubahan konsumen yang disebabkan oleh perubahan harga relatif konsumsi pada
kedua periode tersebut.
Kesimpulannya
bahwa kenaikan tingkat bunga riil meningkatkan konsumsi periode kedua. Namun
kedua dampak itu memiliki pengaruh yang berlawanan terhadapkonsumsi periode
pertama, sehingga kenaikan tingkat bunga dapat menurunkan atau meningkatkan konsumsi
periode pertama. Jadi, tergantung pada ukuran relatif dampak pendapatan dan
dampak subtitusi, peningkatan tingkat bunga dapat menstimulasi atau menekan
tabungan.
F. Batasan
Peminjaman
Kemampuan
untuk memunjam membuat konsumsi sekarang melebihi pendapatan sekarang,.
Esensinya, ketika konsumen meminjam, ia mengkonsumsi sebagian dari pendapatan
masa depannya hari ini. Ketidakmampuan meminjam mencegah konsumsi sekarang
melebihi pendapatan sekarang. Batasan peminjaman bisa ditunjukkan sebagai
C1
< Y1
Pertidaksamaan
ini menyatakan bahwa konsumsi dalam periode satu harus kurang dari atau sama
dengan pendapatan dalam periode satu. Batas tambahan padakonsumsi ini disebut
batas pinjaman (borrowing constrains)
atau batas likuiditas.
Analisa
batas pinjaman dapat disimpulkan bahwa ada dua fungsi konsumsi. Untuk beberapa
kosumen, batas pinjaman ini tidak berlaku, dan konsumsi dalam kedua periode
bergantung pada nilai sekarang dari pendapatan seumur hidup, Y1+[Y1I(1+r)].
Bagi konsumen lain, batasan pinjaman berlaku, dan fungsi konsumsi adalah C1=Y1
dan C2=Y2. Jadi, untuk konsumen yang akan meminjam tetapi tidak bisa, konsumsi
hanya bergantung pada pendapatan sekarang.
16-3.
Franco Modigliani dan Hipotesis
Daur-Hidup
A. Hipotesis
Apakah
motif untuk menabung ini berpengaruh pada fungsi konsumsi? Konsumen yang
berharap hidup selama T tahun lagi memiliki kekayaan W, dan mengharapkan
menghasilkan pendapatan Y sampai ia pensiun selama R tahun dari sekarang.
Berapakah tingkat konsumsi yang akan dipilih konsumen tersebut jika ia ingin
mempertahankan tingkat konsumsi yang merata selama
Sumber
daya seumur hidup konsumen terdiri dari kekayaan awal W dan penghasilan seumur
hidup R x Y. Untuk mempermudah, asumsikan tingkat bunga sebesar 0, jika tingkat
bunga lebih besar dari 0, maka perlu memperhitungkan bunga tabungan). Konsumen
bisa membagi sumberdaya seumur hidupnya diantara T tahun-tahun sisa hidupnya.
Asumsikan bahwa ia ingin mencapai jalur konsumsi yang paling merata selama
hidupnya. Karena itu, ia membagi total W + RY ini secara sama diantara T tahun
dan setiap tahun mengkonsumsi.
C=(W+RY)/T
Tulis
fungsi konsumsi seseorang sebagai
C=
(1/T)W+(R/T)Y
B. Implikasi
Model
daur hidup juga membuat banyak prediksi lain. Yang paling penting,model ini
memprediksi bahwa tabungan bervariasi selama kehidupan seeorang. Jika seseorang
memulai kehidupan dewasanya tanpa kekayaan, ia akan mengakumulasi kekayaan
selama masa-masa kerjanya dan mengurangi kekayaannya selama masa-masa
pensiun.Menurut hipotesis daur hidup, karena orang-orang ingin meratakan
konsumsi selama hidupnya, maka kaum muda yang sedang bekerja menabung,
sedangkan kaum tua yang pensiun menghabiskan tabungan (disaving).
16-4
Milton Friedman dan Hipotesis Pendapatan Permanen
A. Hipotesis
Friedman
menyatakan bahwa kita memandang pendapatan sekarang Y ebagai jumlah daridua
usur, pendapatan permanen Yp dan pendapatan transitoris Yt, yaitu:
Y
= Yp + Yt
Pendapatan
permanen adalah bagian pendapatan yang orang harapkan untuk terus bertahan
dimasa depan. Pendapatan transitoris adalah bagian pendapatan yang tidak
diharapkan untuk terus bertahan. Bedanya, pendapatan permanen adalah pendapatan
rata-rata, sedangkan pendapatan transitoris adalah deviasi acak dari rata-rata
terebut.
B. Implikasi
Hipotesis
pendapatan permanen memecahkan teka-teki konsumsi dengan menyatakan bahwa
fungsi konsumsi Keynesian standar menggunakan variabel yang salah. Mnurut
hipotesis pendapatan permanen, konsumen bergantung pada pendapatan permanen.
Friedman berpendapat bahwa masalah kesalahan dalam variabel ini menjelaskan
temuan yang kelihatannya kontraduktif.
Untuk
melihat apakah hipotesis Friedman berpengaruh terhadap kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata. Bagi kedua sisi fungsi konsumsi dengan Y untuk
mendapatkan
APC=
C/Y = aTp/Y
Menurut
hipotesis pendapatan permanen, kecenderungan mengkonsumsi rata-ratatergantung
pada rasio pendapatan permanenn terhadap pendapatan sekarang. .Jadi, dalam
deret-berkala yang panjang, orang seharusnya mengamati kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata yang konstan, sebagaimana ditemukan Kuznets.
16-5
Hipotesis Robert Hall dan Random Walk
A. Hipotesis
Robert
Hall menunjukkan bahwa jika hipotesis pendapatan permanen benar, dan jika
konsmen mempunyai ekspektasi rasional, maka perubahan-perubahan dalam konsumsi
sepanjang waktu menjadi tidak dapat diprediksi. Bila perubahan perubahan dalam
variabel tidak dapat diprediksi, variabel terebut dikatakan mengikuti jalan
acak. Meurut Hall, kombinasi hipotesis pendapatan permanen dan ekspektasi
rasional menunjukkan bahwa konsumsi mengikuti jalan acak.
B. Implikasi
Pendekatan
ekspektasi rasional atas konsumsi memiliki implikasi tidak hanya terhadap
peramalan tetapi juga terhadap analisis kebijakan ekonomi. Jika konsumen
mematuhi hipotesis pendapatan permanen dan memiliki ekspektasi rasional, maka
hanya perubahan kebijakan yang tidak diharapkan yang akan mempengaruhi
konsumsi. Perubahan kebijakan ini berpengaruh bila mereka mengubah
ekspektasinya.
Jadi, jika konsumsi memiliki ekspektasi
rasional, para pembuat kebijakan mempengaruhi perekonomian tidak hanya melalui
tindakannya, tetapi juga melalui ekspektasi publik terhadap tindakan-tindakan
mereka. Namun demikian, ekspektasi tidak dapat diamati secara lagsung. Karena
itu, seringkali sulit untuk mengetahui bagaimana dan kapan perubahan kebijakan
fiskal mengubah permintaan agregat.
16-6.
David Laibson dan Dukungan Gratifikasi Instan
Laibson
menyatakan bahwa banyak konsumen menilai diri mereka sendiri sebagai pembuat
keputusan yang tak sempurna. Dalam satu survey atas masyarakat AS, 76%
menyatakan mereka tidak cukup menabung untuk masa pensiun. Dalam survey lainnya
atas generasi baby-boom, para responden ditanyai tentang persentasi dari
pendapatan yang mereka tabung, dan persentase yang seharusnya mereka tabung.
Tabnungan lebih kecil sekitar 11 poin persentase. Menurut Laibson
ketidaklayakan dalam menabung dihubungkan dengan fenomena lainnyayaitu dorongan
gratifikasi instan.
A.
Kesimpulan
Keynes
menyatakan bentuk fungsi konsumsi
Konsumsi
= f (pendapatan sekarang)
Sedangkan
studi terbaru menyatakan
Konsumi= f (Pendapatan
sekarang, Kekayaan, Pendapatan masa depan yang diharapkan, Tingkat bunga)
Dengan
kata lain, pendapatan sekarang hanya merupakan salah satu determinan dari
konsumsi agregat.Peran penting konsumsi dalam evaluasi kebijakan adalah pasti
untuk menjaga kepentingan konom dalam mempelajari perilaku konsumen selama
tahun-tahun mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar