PERKEMBANGAN
TEORI SIKLUS BISNIS
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Makroekonomika
Pengantar Semester IV
Pengampu M.Wahyudin,
Prof.Dr.
Oleh:
Kelompok
VII
1. Astuti Widyaningsih (B100150019)
2. Dyah Retno W (B100150034)
3. Novela Sari A S (B100150327)
4. Hindun Tri A (B100150346)
5. Sonny Tri P (B100150348)
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
BAB 19
PERKEMBANGAN
TEORI SIKLUS BISNIS
19-1
Teori Siklus Bisnis Rill
·
Ilmu Ekonomi Robinson Crusoe
Dalam
hal ini "fluktuasi dalam output, kesempatan kerja, konsumsi, investasi,
dan produktivitas adalah tanggapan alamiah serta diinginkan dari individu atas
perubahan-perubahan yang tidak dapat dihindari pada lingkungannya. Dalam
perekonomian Crusoe, fluktuasi tidak berkaitan dengan kebijakan moneter, harga
yang kakai, atau betuk kegagalan pasar apapun.
Menurut
teori siklus bisnis rill, fluktuasi dalam perekonomian kita banyak kesamaannya
dengan perekonomian Robinson. Guncangan terhadap kemampuan kita untuk
memproduksi barang dan jasa mengubah tingkat output dan kesempatan kerja
alamiah. Guncangan ini tidak diinginkan, tetapi tak dapat dihindari. Begitu
guncangan terjadi, GDP, kesempatan kerja dan variabel-variabel makroekonomi
lainnya akan berfluktuasi.
·
Interpretasi Pasar Tenaga Kerja
Teori
siklus bisnis rill menerangkan gagasan bahwa jumlah tenaga kerja yang
ditawarkan selama periode tertentu bergantung pada insentif yang diterima para
pekerja, seperti halnya. Ketika para pekerja dihargai dengan baik, mereka akan
bekerja lebih lama, bila penghargaan atas hasil kerja kurang, mereka akan
sengaja membuang-buang waktu. Keinginan untuk merealokasi jam kerja disebut
substitusi tenang kerja antarwaktu.
Menurut
teori siklus bisnis rill, seluruh pekerja melaksanakan analisis biaya manfaat
ini ketika memutuskan apakah mereka akan bekerja atas menikmati waktu senggang.
Jika upah secara temporer tinggi atau jika tingkat bunga tinggi, itu adalah
waktu yang baik untuk bekerja. Jika upah secara temporer rendah atau jika
tingkat bunga rendah, itu adalah waktu yang baik untuk menikmati waktu
senggang.
Teori
siklus bisnis rill menggunakan substitusi tenang kerja antarwaktu untuk
menjelaskan mengapa kesempatan kerja dan output berfluktuasi. Guncangan
terhadap perekonomian yang menyebabkan tingkat bunga naik atau upah secara
temporer meningkatkan menyebabkan orang ingin bekerja lebih lama. Meningkatnya
semangat kerja meningkatkan kesempatan kerja dan produksi.
·
Pentingnya Guncangan Teknologi
Dalam
teori siklus bisnis rill, variabel yang analog adalah teknologi, yang
menentukan kemampuan kita mengubah input (modal dan tenaga kerja) menjadi
output (barang dan jasa). Teori itu mengasumsikan bahwa perekonomian kita
mengalami fluktuasi teknologi dan bahwa fluktuasi dalam teknologi ini
menyebabkan fluktuasi dalam output dan kesempatan kerja. Ketika teknologi
produksi berkembang, perekonomian memproduksi lebih banyak output, dan upah
rill naik. Karena substitusi tenang kerja antarwaktu, kemajuan teknologi juga
mengarah ke kesempatan kerja yang lebih besar. Teori siklus bisnis rill sering
menjelaskan resesi sebagai periode "kemunduran teknologi". Menurut
model ini, output dan kesempatan kerja turun selama resesi karena teknologi
produksi menurun, yanh mempengaruhi output dan insentif untuk bekerja.
·
Netralitas Uang
Seperti
halnya uang yang tidak memiliki peran dalam perekonomian Crusoe, teori siklus
bisnis rill mengasumsikan bahwa uang dalam perekonomian kita adalah netral,
bahkan dalam jangka pendek. Yaitu, kebijakan moneter diasumsikan tidak
mempengaruhi variabel-variabel rill seperti output dan kesempatan kerja.
Netralitas Uang tidak sekedar nama, tapi juga memerupakan asumsi yang paling
radikal dari teori itu.
·
Fleksibilitas Upah dan Harga
Teori
siklus bisnis rill mengasumsikan bahwa upah dan harga disesuaikan dengan cepat
untuk "membersihkan pasar", seperti Crusoe selalu mencapai tingkat
GDP optimalnya tanpa rintangan dari ketidaksempurnaan pasar.
19-2
Ilmu Ekonomi Keynesian Baru
Banyak
ekonom bersikap skeptis terhadap siklus bisnis riil dan percaya bahwa fluktuasi
jangka pendek dalam output dan kesempatan kerja menujukkan devisiasi dari
tingkat alamiah perekonomian.
Apa
kekuatan harga itu ? riset keynesian baru berusaha menjawab pertanyaan ini
dengan mengkaji ilmu makroekonomi di belakang penyesuaian harga jangka pendek.
Oleh karena itu riset tersebut berupaya meletakkan teori fluktuasi jangka
pendek tradisional pada fondasi teoritis yang lebih tegas.
·
Kecilnya biaya menu dan eksternalitas
permintaan agregat
Alasan
mengapa harga tidak langsung menyesuaikan diri dalam jangka pendek adalah
adanya biaya penyesuaian hrga. Untuk mengubah harganya, sebuah perusahaan erlu
mengirim katalog kepada pelanggan, membagikan daftar harga baru kepada staf
penjualannya. Biaya penyesuaian harga ini yang disebut biaya menu (menu costs)
membuat perusahaan menyesuaikan harga secara periodik bukan secara
berkesinambungan. Menurut pandangan hipotesis biaya menu, untuk memahami
mengapa harga disesuaikan dengan lambat, kita harus tahu bahwa ada
eksternalitas atas penyesuaian harga, dalam eksternalitas permintaan agregat
biaya menu yang kecil dapat membuat harga bersifat kaku dan kekuatan ini dapat
memiliki biaya yang besar bagi masyarakat. Jadi harga yang kaku mungkin optimal
bagi mereka yang menetapkan harga, meskipun harga yang kaku tidak diharapkan
dalam perekonomian secara umum.
·
Resesi sebagai kegagalan koordinasi
Resesi
disebabkan oleh kegagalan koordinasi. Pada saat resesi, output rendah, para
pekerja menganggur, dan pabrik tutup. Untuk membayangkan alokasi sumberdaya
dimana setiap orang merasa lebih baik misalnya output dan kesempatan kerja yang
tinggi pada tahun 1920-an jelas lebih disukai daripada output dan kesempatan
kerja yang tinggi pada tahun 1930-an. Jika masyarakat gagal mencapai hasil yang
wajar dan yang disukai setiap orang, maka anggota masyarakat gagal melakukan
koordinasi. Masalah koordinasi bisa muncul dalam penetapan upah dan harga
karena mereka yang menemukan upah dan harga harus mengantisipasi tindakan para
penentu upah dan harga lainnya.
·
Pengejutan upah dan harga
Tidak
semua orang menetapkan upah dan harga baru pada saat yang sama. Jadi,
penyesuaian upah dan harga diseluruh perekonomian dikejutkan. Pengejutan
(staggering) memperlambat proses koordinasi dan penyesuian harga. Biasanya
pengejutan membuat seluruh tingkat upah dan harga disesuaikan secara
berangsur-angsur bahkan ketika upah dan harga individual sering berubah. Pengejutan
juga mempengaruh penetapan upah, perhatikanlah misalnya bagaimana penurunan
dalam jumlah uang beredar terjadi dalam erekonomian, jumlah uang yang beredar
yang lebih kecil menurunkan permintaan agregat yang selanjutnya membutuhkan
penurunan proposional dalam upah nominal untuk mempertahankan kesempatan kerja.
Settiap pekerja mungkin ingin mengambil upah nominal yang lebih rendah jika
seluruh upah turun secara proposional, tetapi setiap pekerja enggan menjadi
yang pertama untuk menerima pemotongan gaji, karena mengetahui bahwa ini
berarti, setidaknya untuk sementara, penurunan upah relatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar